Karakterisasi Minuman Fungsional Berbasis Herbal Cabe Jawa (Piper Retrofractum) dengan Penambahan Temulawak dan Secang dalam Kemasan Kantong Celup
Abstract
Cabe jawa (Piper retrofractum) adalah salah satu dari beberapa jenis rempahrempahan
yang merupakan tanaman obat yang banyak dijumpai di Indonesia. Cabe
jawa termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae. Cabe Jawa memiliki potensi
yang sangat besar sebagai bahan untuk pembuatan minuman fungsional. Sejak
dahulu, cabe Jawa sudah banyak dimanfaatkan di Indonesia terutama untuk bahan
campuran ramuan jamu. Di Madura, cabe Jawa dimanfaatkan sebagai ramuan
penghangat badan yang dapat dicampur dengan kopi, teh, dan susu. Secara empiris
cabe jawa terbukti berkhasiat sebagai obat. Minuman fungsional berbasis tanaman
obat dalam kemasan kantong celup dapat membantu peningkatan nilai ekonomis dan
fungsional.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu
faktor. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dari hasil penelitian
dianalisis menggunakan metode deskriptif. Data hasil pengamatan ditampilkan
dalam bentuk tabulasi dan gambar histogram yang kemudian diinterpretasikan sesuai
parameter yang diamati untuk melihat kecenderungan atau trend dari setiap
parameter.
Minuman fungsional berbasis herbal cabe jawa dengan penambahan temulawak
dan secang dalam kemasan kantong celup untuk perlakuan P0, P1, P2, P3, dan P4
secara berturut-turut memiliki nilai rata-rata karakteristik fisik warna yaitu 29,3 ; 29,6
; 29,9 ; 30,1 ; dan 33. Minuman fungsional berbasis herbal cabe jawa dengan
penambahan temulawak dan secang dalam kemasan kantong celup pada perlakuan
P0, P1, P2, P3, dan P4 secara berturut-turut memiliki nilai rata-rata karakteristik
kimia untuk polifenol adalah 37,57 ; 35,38 ; 32,56 ; 31,65 ; dan 29,83 mg GAE/g dan
ix
untuk aktifitas antioksidan nilai rata-ratanya adalah 30,8% ; 24,2% ; 20,1% ; 16,5% ;
dan 12,2%. Berdasarkan sifat organoleptik minuman celup, untuk warna yang paling
disukai konsumen adalah perlakuan P4 ( cabe jawa 50%, temulawak 10%, dan secang
40%) yaitu sebesar 4,36, untuk aroma yang paling disukai adalah perlakuan P0 (cabe
jawa 50%, temulawak 40%, dan secang 10%) yaitu sebesar 3,40, rasa yang paling
disukai adalah P2 (cabe jawa 50%, temulawak 25%, dan secang 25%) yaiutu sebesar
3,00, kekentalan yang paling disukai adalah P0 (cabe jawa 50%, temulawak 40%, dan
secang 10%) yaitu sebesar 3,24 dan untuk keseluruhan yang paling disukai adalah P4
(cabe jawa 50%, temulawak 10%, dan secang 40%) yaitu sebesar 3,64.