Ritual Kejiman: Manunggaling Alam Kasar dan Alam Alus untuk Menuju Harmoni Sosial dalam Persepsi Orang Using, Banyuwangi
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskusikan relasi antara alam kasar dan alam alus dalam ritual kejiman. Diskusi juga memaparkan mekanisme dan pola pelaksanaan ritual kejiman dalam rangkaian ritual Seblang di Olehsari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi dengan perspektif emik. Hasil kajian menunjukkan bahwa ritual menjadi wahana bertemunya alam kasar dan alam alus. Peristiwa Trance merupakan wujud menyatunya alam kasar dan alam alus, sekaligus menjadi penanda terjadinya proses liminalitas. Ritual kejiman mengalami tiga tahapan dalam proses liminalitas, yakni separasi, liminal, dan reintegrasi. Mekanisme kejiman memiliki pola sebagai berikut. (1) Roh leluhur datang sewaktu-waktu, sekitar dua minggu sebelum lebaran, (2) malam hari, (3) orang yang kejiman sudah tua dan masih memiliki garis keturunan Seblang, (4) dialog antara roh leluhur dan pawang Seblang atau tetua adat, (5) menentukan nama penari Seblang dan hari pelaksanaan ritual Seblang. Pelaksanaan ritual Seblang yang tidak diawali oleh rangkaian peristiwa kejiman, dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai embrio munculnya kondisi disharmoni sosial.
Collections
- LRR-Hibah Fundamental [144]