AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI LAMTORO (Leucaena leucocephala)
Abstract
Lamtoro (Leucaena leucocephala) merupakan tanaman liar yang banyak ditemukan hampir di seluruh Indonesia. Buah lamtoro mengandung 15-30 biji yang terletak melintang dalam polongan. Secara empiris, biji lamtoro sering digunakan sebagai obat tradisional, salah satunya untuk mengobati cacingan dan menyembuhkan luka. Biji lamtoro mengandung beberapa komponen aktif yaitu alkaloid, saponin, flavanoid, mimosine, dan tanin. Biji lamtoro memiliki potensi sebagai senyawa antioksidan dan antibakteri alami. Saat ini banyak perhatian terhadap senyawa antioksidan dan antibakteri alami. Penggunaan senyawa antioksidan dan antibakteri alami lebih disarankan daripada penggunaan senyawa antioksidan dan antibakteri sintetik karena dapat menimbulkan efek samping.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, biji lamtoro yang diekstrak menggunakan etanol dan air mengandung senyawa flavonoid. Etanol dan air merpakan pelarut polar sehingga flavonoid yang juga bersifat semi polar hingga polar akan larut di dalam etanol dan air. Untuk mendapatkan senyawa flavonoid yang optimal dalam biji lamtoro harus menggunakan konsentrasi pelarut yang sesuai.
Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan, yaitu penelitian pendahuluan untuk menentukan metode ekstraksi, pembuatan bubuk ekstrak biji lamtoro, karakterisasi bubuk ekstrak dengan uji total polifenol(Follin-Ciocalteau) serta fraksinasi menggunakan kromatografi kolom, analisis aktivitas antioksidan (DPPH scavenging activity), dan analisis aktivitas antibakteri menggunakan metode dilusi cair serta penentuan konsentrasi hambat minimum.
Hasil penelitian menunjukkan bubuk ekstrak biji lamtoro yang memiliki kriteria sesuai adalah pada penggunaan etanol 50% sebagai pelarut dengan total
polifenol sebesar 220,46 mgGAE/ml. Pengujian aktivitas antibakteri metode dilusi cair pada bakteri gram (+) yaitu Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus menghasilkan hambatan pada fraksi nomor 15 dan pada bakteri gram (-) yaitu Eschericia coli dan Salmonella thypimurrium menghasilkan hambatan pada fraksi nomor 7. Kurva probit Bacillus subtilis dengan ekstrak biji lamtoro menghasilkan IC50 sebesar 5,32 mg/ml dan KHM sebesar 27,36 mg/ml sedangkan pada Kurva probit Eschericia coli dengan ekstrak biji lamtoro menghasilkan IC50 sebesar 5,73 mg/ml dan KHM sebesar 28,65 mg/ml.