ANALISIS PENGGUNAAN KONDUKTOR HTLS UNTUK MENAIKAN KAPASITAS SALURAN TRANSMISI DENGAN ROW TETAP
Abstract
Dengan terus meningkatnya kebutuhan energi listrik yang semakin pesat
akhir-akhir ini, maka usaha menambah kapasitas saluran transmisi perlu
dilakukan. Usaha peningkatan kapasitas saluran transmisi dapat dilakukan dengan
membangun saluran transmisi baru, namun pembangunan saluran transmisi ini
akan mememui banyak kendala. Salah satu solusi untuk menambah kapasitas
saluran transmisi adalah dengan dengan pergantian konduktor (reconductoring)
saluran transmisi yang ada dengan konduktor yang dapat beroperasi pada
temperatur tinggi (high temperature conductors). Dewasa ini telah dikembangkan
konduktor HTLS (High Temperature Low Sag), dimana konduktor ini mempunyai
kemampuan beroperasi pada temperatur yang tinggi sehingga kemampuan hantar
arusnya menjadi lebih tinggi dibandingkan konduktor konvensional. Namun
dengan bervariasinya jenis konduktor HTLS dimana masing – masing mempunyai
bahan dan karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainya. Pemilihan
konduktor HTLS yang tepat untuk recondutoring pada suatu titik transmisi
menjadi sangat penting guna mendapatkan konduktor yang sesuai untuk saluran
transmisi tersebut. Sebagai model simulasi digunakan saluran transmisi tegangan
tinggi 150 kV jalur Probolinggo-Lumajang dengan menggunakan data-data
konduktor yang sesuai dengan yang ada di lapangan.
Beberapa jenis konduktor HTLS yang digunakan dalam penelitian adalah
konduktor ACCC (Aluminum Conductor Composite Core), ACCR (Aluminum
Conductor Composite Reinforced) dan konduktor ACSS (Aluminum Conductor
Steel Supported) dengan diameter, luas penampang dan berat yang sebanding dari
konduktor konvensional yang digunakan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan persamaan keseimbangan panas (IEEE
Std.738, 2012) untuk mendapatkan hubungan kemampuan hantar arus dengan
temperatur konduktor pada kondisi steady-state. Sementara untuk menghitung
karakter mekanis dari konduktor meliputi tegangan tarik, panjang konduktor dan
andongan menggunakan metode persamaa garis rantai (Catenary equation) dan
metode Ruling span. Dari hasil simulasi diketahui bahwa meningkatnya arus
saluran akan mengakibatkan kenaikan temperatur pada konduktor, yang membuat
rugi – rugi saluran dan andongan juga semakin besar. Selain itu, meningkatnya
arus saluran akan mengakibatkan panjang konduktor bertambah (terjadi
pemuluran) dan menurunkan tegangan tarik dari konduktor itu sendiri. Dari hasil
simulasi juga diketahui bahwa konduktor HTLS yang digunakan dalam penelitian
ini dapat menghantarkan arus antara 1.8 – 1.9 kali lipat jika dibandingkan dengan
konduktor konvensional (ACSR).
Dari analisis yang telah dilakukan dapat diketahui dengan struktur ROW
(Right Of Way) yang tetap, konduktor yang paling sesuai untuk diaplikasikan
sebagai pengganti konduktor konvensional pada struktur transmisi ini adalah
konduktor ACCC dikarenakan mempunyai kapasitas hantar arus yang paling besar
serta mempunyai karakteristik mekanis yang paling sesuai dengan struktur yang
ada. Konduktor ACCC ini dapat meningkatkan kapasitas penyaluran sistem
transmisi 88,8% dengan besar andongan yang lebih kecil dibanding konduktor
ACSR. Selain itu konduktor ACCC ini juga mempunyai rugi yang lebih kecil
dibanding konduktor ACSR pada saat menghantarkan arus yang besarnya sama.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]