“KETIKA PONITI DAN SUPINAH BERBICARA” Identitas Budaya dan Ruang Negosiasi Penari Gandrung
Abstract
Kesenian tradisi gandrung Banyuwangi bertahan atas dasar tata nilai lokal
yang dikandungnya berhadapan dengan tuntutan-tuntutan baru yang bukan
saja memastikan rasionalitas dan kepatutan modern, tetapi juga menyangkut
survival dari segi ekonomi. Hal tersebut yang akan menentukan, apakah
kesenian tersebut berpeluang hidup atau tidak di masa-masa mendatang.
Sejarah gandrung yang panjang menyisakan catatan bahwa kesenian milik
komunitas Using ini selalu berhadapan dengan kekuatan-kekuatan di luar
dirinya. Pasar, birokrasi, dan agama telah lama menjadi kekuatan-kekuatan
yang menghimpit kesenian tradisi ini. Persentuhan seni tradisi dengan ketiga
agen kekuatan tersebut mencapai puncak intensitasnya.
Collections
- LSP-Conference Proceeding [1874]