EVALUASI MUTU NASI HASIL PEMASAKAN BERAS VARIETAS CIHERANG DAN IR-66 DENGAN RASIO BERAS DAN AIR YANG BERBEDA
Abstract
Beras sebagai komoditas pangan pokok dikonsumsi sebagian besar
masyarakat Indonesia. Besar kecilnya konsumsi beras ditentukan oleh kualitas
nasi yang dihasilkan. Semakin pulen nasi yang dihasilkan cenderung lebih
diminati oleh masyarakat. Hingga saat ini di Indonesia mutu tanak belum
dijadikan sebagai syarat dalam menentukan mutu beras, lain halnya dengan di
dunia internasional yang merupakan persyaratan terutama dalam pengolahan
beras. Sifat dari mutu tanak lebih ditentukan oleh faktor genetik daripada
perlakuan pasca panen.
Di Indonesia terdapat berbagai macam varietas beras yang dikonsumsi,
salah satunya adalah varietas Ciherang dan IR-66. Varietas Ciherang tergolong
beras beramilosa sedang, sedangkan IR-66 mengandung amilosa tinggi. Beras
mengandung amilosa tinggi menghasilkan nasi yang pera dan kering, sebaliknya
beras yang mengandung amilosa rendah menghasilkan nasi yang lengket dan
lunak. Selain dipengaruhi oleh kandungan amilosa dan amilopektin, tingkat
kepulenan nasi dipengaruhi juga oleh rasio air yang ditambahkan pada proses
penanakan. Tidak jarang proses penanakan mengalami kegagalan akibat kesalahan
penambahan jumlah air.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh rasio air dan beras
terhadap kualitas nasi Ciherang dan IR-66. Menganalisis mutu sensorik nasi dari
varietas Ciherang dan IR-66 yang dimasak dengan rasio air yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Hasil
Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember pada bulan Maret sampai dengan April 2014. Pada penelitian
ini dilakukan evaluasi mutu nasi hasil pemasakan beras varietas Ciherang dan IRix
66 dengan rasio beras dan air yang berbeda yaitu dengan menganalisa dan
membandingkan kandungan amilosa dan amilopektin, lama pemasakan, daya
rehidrasi, tekstur nasi, tingkat kepulenan (hedonik) dan tingkat kesukaan terhadap
kepulenan. Parameter yang diamati adalah parameter fisik kimia dan organoleptik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: semakin tinggi rasio beras dan air,
lama pemasakan nasi menjadi semakin panjang, tekstur semakin lunak dan daya
rehidrasi cenderung meningkat. Pada rasio beras dan air yang sama nilai
kepulenan nasi Ciherang lebih tinggi daripada IR-66 dan nilai kesukaan tertinggi
terhadap kepulenan nasi Ciherang adalah pada rasio beras dan air 5:9, sedangkan
IR-66 adalah 5:10.