KARAKTERISTIK PENGERINGAN PISANG KLUTUK (Musa balbisiana) MENGGUNAKAN UNIT FLUIDIZED BED
Abstract
Pisang klutuk merupakan salah satu jenis pisang yang ada di Indonesia
yang memiliki kandungan air, abu, serat dan gula pereduksi yang lebih tinggi
dibandingkan jenis pisang yang lain. Pisang ini tidak begitu disukai karena
memiliki biji yang banyak, kulitnya keras, tebal dan tidak dapat dikonsumsi
sebagai bentuk buah segar. Pisang ini memiliki masa simpan yang pendek dan
nilai ekonomi yang rendah. Salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan
pisang klutuk adalah dengan pengeringan, yaitu pengurangan kandungan air
dalam bahan hingga mencapai kadar air yang aman untuk penyimpanan.
Kemajuan teknologi mampu mengubah pengeringan tradisional menjadi
pengeringan modern dengan peralatan lebih canggih. Pengeringan menggunakan
fluidized bed merupakan salah satu penerapan teknologi pada pengolahan pangan
Pengeringan pisang klutuk dianggap cocok jika menggunakan fluidized bed,
karena kecepatan udara untuk menggerakkan pisang saat dikeringkan dapat
disesuaikan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan karakteristik pengeringan,
mengetahui pengaruh kecepatan udara pada durasi dan konstanta pengeringan,
serta menentukan model pengeringan pisang klutuk menggunakan fluidized bed.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Agustus
2014. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Enjiniring Hasil Pertanian Jurusan
Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pisang klutuk muda yang didapatkan dari
penjual pisang di wilayah Jember. Metode yang digunakan adalah eksperimen
dengan variabel berupa suhu (50°C, 65°C, dan 80°C) dan kecepatan udara (102,78
m3/jam, 121,46 m3/jam dan 140,15 m3/jam). Setiap perlakuan dilakukan 2 kali
ulangan. Data hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan analisis grafis
dan analisis statistik. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebanyak 150 gr pisang klutuk
pada masing-masing pengeringan, penurunan kadar air paling cepat terjadi pada
perlakuan T3Q2 (80°C dan 121,46 m3/jam), yaitu dari 854,84 %bk menjadi 6,78
%bk setelah dikeringkan selama 40 menit, dan T3Q3 (80°C dan 140,15 m3/jam)
dan mampu menurunkan kadar air dari 748,85 %bk menjadi 7,97 %bk dalam
waktu 40 menit. Sedangkan penurunan kadar air paling lama terjadi pada
perlakuan T1Q1 yaitu dari 737,96 %bk menjadi 8,00 %bk dalam waktu 60 menit.
Semakin tinggi suhu, nilai laju pengeringan semakin besar. Model Page lebih
valid digunakan pada pengeringan pisang klutuk menggunakan fluidized bed
karena koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan mendekati 1 yaitu 0,99 dan
nilai RMSE yang mendekati 0 yaitu 0,012-0,022.