HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH DI KECAMATAN ARJASA KABUPATEN JEMBER
Abstract
Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah
di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember; Dessy Pertiwi Priyatno Putri,
092310101035; 2014: halaman; Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember.
Masa prasekolah adalah periode penting dalam perkembangan anak karena
periode ini merupakan dasar perkembangan anak yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya dan yang harus dimiliki seorang
anak ketika akan memasuki anak usia prasekolah tidak hanya meliputi kecerdasan
dan keterampilan motoriknya tetapi juga sangat dibutuhkan kemampuan
sosialisasinya dalam berperilaku dengan teman sebaya di lingkungan sekolah.
Pada anak usia prasekolah aspek perkembangan personal sosial anak berkembang
lebih cepat dan mudah diamati karena pada tahap ini anak mulai belajar
berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
Perkembangan personal sosial pada anak prasekolah dapat dipengaruhi oleh
pola pengasuhan orang tua, genetik, lingkungan, status kesehatan, dan kelompok
teman sebaya (Soetjiningsih, 2002). Status gizi merupakan faktor yang
mempengaruhi kesehatan dimana kesehatan itu sendiri merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi perkembangan personal sosial anak prasekolah.
Indonesia pada saat ini menghadapi masalah gizi ganda yaitu masalah gizi
kurang dan masalah gizi lebih, lebih dari 200 juta anak balita di negara
berkembang gagal mencapai potensi perkembangan optimalnya. Data status gizi
di Indonesia adalah 6,0%, status gizi kurang sebanyak 7,3%, status gizi normal
72,8% dan status gizi lebih sebesar 14,0. Di Provinsi Jawa Timur diketahui
prevalensi status gizi kurang adalah 10,3 % dan prevalensi status gizi buruk 2,3
%. Prevalensi status gizi normal Kabupaten Jember sebanyak 84,56 %, status gizi
kurang sebanyak 13,4 % dan gizi sangat kurus 2,39 % (Dinkes, Jember 2012).
Kecamatan Arjasa merupakan kecamatan yang seimbang, di Kecamatan arjasa
banyak terdapat anak usia prasekolah dengan status gizi baik, namun juga banyak terdapat anak usia prasekolah dengan prevalensi gizi baik yakni 66, 34%, gizi
kurang 28, 9% dan gizi sangat kurang sebanyak 5,47 % .
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode
observasional analitik dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional.
Populasi pada penelitian ini sebanyak 233 responden. Sampel pada penelitian ini
terdiri dari 76 responden yaitu orang tua dan anak prasekolah. Teknik pemilihan
sampel yang digunakan adalah cluster sampling. Penelitian dilakukan di smua Taman
Kanak-kanak di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember menggunakan lembar
kuesioner sebagai alat pengumpul data, alat pengukur tinggi dan berat badan sehingga
data yang diperoleh adalah data primer.
Hasil penelitian pada anak usia 4-5 tahun menunjukkan bahwa status gizi
normal sebanyak 27 (71,1%) anak, status gizi kurang yaitu sebanyak 10 (26,3%)
anak, dan status gizi lebih sebanyak 1 (2,6%) anak. Perkembangan personal sosial
kategori baik yaitu sebanyak 25 (65,8%) anak, sedangkan perkembangan personal
sosial tidak baik yaitu 13 (34,2%) anak. Hasil analisa data uji chi-square dengan
alpha 5%, dan p value = 0,005. Jadi status gizi mempunyai hubungan dengan
perkembangan personal sosial anak usia 4-5 tahun. Hasil penelitian pada anak usia 56
tahun
menunjukkan
bahwa status gizi normal sebanyak 29 (76,3%) anak, status
gizi kurang yaitu sebanyak 7 (18,4%) anak, dan status gizi lebih sebanyak 2
(5,3%) anak. Perkembangan personal sosial kategori baik yaitu sebanyak 31
(81,6%) anak, sedangkan anak usia prasekolah 5-6 tahun yang memiliki
perkembangan personal sosial tidak baik yaitu 7 (18,4%) anak.. Hasil analisa data
uji chi-square dengan alpha 5%, dan p value =0,004. Jadi status gizi mempunyai
hubungan dengan perkembangan personal sosial anak usia 5-6 tahun.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]