Uji Antifeedant Formula Minyak Esensial Melaleuca alternifolia dan Azadiractha indica Terhadap Spodoptera litura F.; Iva Datur Rohma, 081810401014; 2014; 34 halaman; Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Salah satu hama utama tanaman sayuran adalah ulat grayak Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pola dasar Rancangan Acak lengkap , ANAVA untuk membedakan control dengan perlakuan dan dilanjutkan dengan Duncan ( 50 Analisis data dilakukan dengan analisis probit untuk mengetahui AI ANAVA untuk membedakan kontrol dengan perlakuan dan dilanjutkan dengan Duncan vii 50, 4% dan 4,5%. Namun, pada konsentrasi 3% tidak menunjukan berbeda nyata dengan kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa formula minyak esensial M. alternifolia dan mimba diperoleh pada konsentrasi 2,95%.
Abstract
Inventarisasi Coleoptera di Kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP)
Banyuwangi, Jawa Timur; Kilas Layung Ardini, 091810401010; 2014: 89 halaman;
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Jember.
Ordo Coleoptera merupakan salah satu penyusun keanekaragaman serangga
terbesar dari ordo serangga yang lainnya. Coleoptera dapat ditemukan pada hampir
setiap tipe habitat. Spesies yang termasuk ke dalam ordo Coleoptera lebih dari
350.000 spesies yang ada di seluruh dunia. Coleoptera di lingkungan merupakan
indikator yang sangat berguna dalam mengukur keragaman hayati karena distribusi
dan kelimpahannya sangat tinggi. Selain itu beberapa spesies sangat sensitif terhadap
perubahan lingkungan. Keberadaan dari Coleoptera dapat digunakan sebagai
indikator keanekaragaman hayati dari suatu ekosistem, seperti ekosistem hutan.
Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) merupakan kawasan konservasi alam yang ada
di kabupaten Banyuwangi. Kerusakan lingkungan di kawasan TNAP relatif kecil jika
dibandingkan dengan kawasan konservasi lainnya. Kerusakan yang terjadi antara lain
pengambilan bambu, penebangan pohon, pengambilan kayu bakar, pengambilan daun
gebang dan perburuan satwa. Kerusakan lingkungan TNAP akibat pencurian jangka
panjang bisa berdampak terhadap keanekaragaman hayati termasuk Coleoptera.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis serangga dalam ordo
Coleoptera yang ada di TNAP, Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2014. Inventarisasi spesimen
Coleoptera dilakukan di Jalur Pancur-Trianggulasi TNAP Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah metode pasif dan aktif dengan
menggunakan perangakap pitfall trap, malaise trap, light trap, dan sweep net;
vii
dilanjutkan proses identifikasi di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember dan di Laboratorium
Entomologi Puslitbang Zoologi Puslit Biologi LIPI Cibinong, Bogor; lalu dilakukan
analisis data di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Jember.
Hasil penelitian mengenai inventarisasi Coleoptera di kawasan TNAP
Banyuwangi, Jawa timur diperoleh 486 individu yang masuk ke dalam 24 famili yang
terdiri dari 17 spesies yang teridentifikasi sampai tingkat genus dan 22 spesies
teridentifikasi sampai tingkat jenis (spesies). Dari 24 famili tersebut masuk ke dalam
dua subordo dari ordo Coleoptera. Subordo Adephaga terdiri famili Carabidae dan
Dytiscidae. Subordo Polyphaga famili-famili yang ditemukan antara lain famili
Scarabaeidae, Lampyridae, Buprestidae, Erotylidae, Tenebrionidae, Elateridae,
Cerambycidae, Hydrophillidae, Lycidae, Prionocerida, Chrysomelidae, Lucanidae,
Attelabidae, Curculionidae, Mordellidae, Anthribidae, Limnicidae, Staphylinidae,
Scolytidae, Nitidullidae, Scraptiidae, dan Coccindelidae. Coleoptera yang ditemukan
di TNAP didominasi oleh kumbang pemakan tumbuhan (fitofagus), yaitu 14 famili
(58 %) dan kelompok predator 3 famili (13%), serta kelompok saprofagus dengan 6
famili (29%).
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2231]
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Guna meningkatkan pelayanan informasi dan perizinan investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal SPIPISE pada hakikatnya adalah sistem elektronik pelayanan perizinan investasi yang terintegrasi antara BKPM dengan daerah, sehingga proses pelayanan perizinan investasi dapat diakses dan terpantau oleh Pemerintah. Pelaksanaan SPIPISE yang penekanannya adalah dalam bentuk pelayanan informasi yang tepat dan akurat, serta percepatan proses perizinan bagi para investor atau pelaku usaha baik domestik maupun asing, tentunya ada beberapa tahapan dan proses yang dilakukan BKPM, seperti menyiapkan regulasi terkait dengan tata cara perizinan penanaman modal, pengawasan pelaksanaan penanaman modal ataupun standar pelayanan minimal, kemudian informasi mengenai seluruh aspek penanaman modal di Indonesia terkait dengan alur proses perizinan, profil potensi investasi di daerah seluruh Indonesia sampai terkait dengan data statistik penanaman modal di Indonesia dan juga mengenai pelimpahan kewenangan bagi PDPPM dan PDKPM seluruh Indonesia untuk dapat melakukan proses perizinan penanaman modal di wilayah masing-masing sesuai dengan batasan kewenangannya. Dalam pengunaan SPIPISE ini diperlukan juga adanya perlindungan hukum yang jelas terhadap investor penanam modal, karena pelayanan yang menggunakan sistem elektronik memiliki resiko tersendiri bagi para investor yang dapat juga menyebabkan kerugian. Baik disebabkan oleh kerusakan sistem, gangguan sistem, atau bahkan hilangnya data yang bisa saja terjadi dalam penggunaan SPIPISE ini. Oleh karenanya penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR xii PENGGUNA SISTEM PELAYANAN INFORMASI DAN PERIZINAN INVESTASI SECARA ELEKTRONIK ( PERIZINAN DAN NON – PERIZINAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL” Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum terhadap investor pengguna Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Secara Elektronik Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, dengan menggunakan pendekatan undang undang Penggunaan Sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi secara elektronik
YE S S I DWI RI AN I (2014-01-23)Pajak sebagai sumber utama penerimaan negara perlu terus ditingkatkan sehingga pembangunan nasional dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri berdasarkan perinsip kemandirian. Peran serta masyarakat wajib pajak ... -
Peralihan hak atas tanah merupakan salah satu peristiwa dan/atau perbuatan hukum yang mengakibatkan terjadinya pemindahan hak atas tanah dari pemilik kepada pihak lainnya. Peralihan tersebut bisa disengaja oleh karena adanya perbuatan hukum seperti jual beli. Sebelum berlakunya UUPA jual beli tanah dilakukan berdasarkan hukum adat dan hukum Eropa atau terkenal dengan sistem dualisme hukum. Dalam hukum tanah pada jaman Hindia Belanda mengakibatkan timbulnya dua penggolongan tanah. Ada tanah dengan hak-hak barat seperti hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal yang disebut dengan tanah-tanah hak barat yang tunduk pada KUHPerdata dan tanah-tanah dengan hak-hak Indonesia, seperti tanah-tanah dengan hak adat yang tunduk pada hukum tanah adat. Dualisme hukum itu berdampak pada beberapa kasus salah satunya kasus jual beli tanah yang dilakukan oleh para pihak yang bersengketa di Pengadilan Negeri Gresik Nomor 19/Pdt.G/2000/PN.Gs. Para Penggugat sebagai ahli waris dari Mi’an P. Misran merasa belum pernah menjual harta waris yang diperoleh dari Mi’an P. Misran kepada siapapun. Tetapi PT. Bumi Lingga Pertiwi telah membeli tanah dari Tergugat III yaitu Amenan alias H.Said Objek sengketa tersebut selama ini masih belum didaftarkan sehingga belum bersertifikat. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan menganalisa lebih lanjut beberapa permasalahan dalam bentuk skripsi dengan judul: “ANALISIS TENTANG JUAL BELI TANAH SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960 YANG TANPA PERSETUJUAN DARI PARA AHLI WARIS (STUDI TERHADAP PUTUSAN NO.19/Pdt.G/2000/PN.GS)”.
Anton Pujanang (2014-01-23)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui periode kritis dan tipe serangan hama wereng batang coklat yang dilaksanakan di Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, dilaksanakan yaitu dalam bulan April 2011 sampai dengan bulan ... -
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan komposisi tapioka teroksidasi dan gum arab sebagai bahan pengkapsul terhadap karakteristik antioksidan terenkapsulasi yang dihasilkanserta pengaruhnya terhadap kandungan senyawa dan aktivitas antioksidan. Ekstrak antioksidan kulit buah kopi diperoleh dengan ekstraksi menggunakan pelarut etano-aquades dengan perbandingan (1:1) kemudian dipekatkan.Ekstrak antioksidan kulit buah kopi, pati teroksidasi, dan gum arab dilarutkan dalam akuades dengan kekentalan suspensi 20% dan 25%. Pada campuran bahan pengkapsul dicobakan beberapa perbandingan konsentrasi gum arab : tapioka teroksidasi (10:90 , 20:80, 30:70) dengan kontrol 100% gum arab. Masing-masing penyusun bahan pengkapsul tersebut, dibuat campuran suspensi untuk enkapsulasi dengan variasi antioksidan : bahan pengkapsul (1:5 dan 1:4).Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak antioksidan kulit buah kopi terenkapsulasi dengan kekentalan suspense 25% (1:4) mempunyai kadar senyawa dan aktivitas antioksidan tertinggi yaitu kadar betakaroten dan polifenol. Pada perbandingan tapioka teroksidasi : gum arab (10:90) mempunyai kadar polifenol, kadar antosianin, kadar vitamin C, aktivitas antioksidan yang paling tinggi, kadar air dan higroskopisitas rendah.
Sukatiningsih (Fak. TP'13, 2014-08-14)Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan komposisi tapioka teroksidasi dan gum arab sebagai bahan pengkapsul terhadap karakteristik antioksidan terenkapsulasi yang dihasilkanserta pengaruhnya terhadap ...