Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Pemilihan Pertolongan Persalinan oleh Dukun Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsalsari Kabupaten Jember; Ika Ilmiawati; 112110101171; 2014: 61 halaman; Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember Berdasarkan data Dinkes Jember Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsalsari Kabupaten Jember pada bulan November 2013 sampai Mei 2014. Sampel penelitian sebanyak 88 responden dengan teknik Stratified Random Sampling. Data diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner. Analisis data menggunakan uji korelasi Chi- Square dengan tingkat signifikansia α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara keputusan pemilihan pertolongan persalinan dukun dengan tingkat pendidikan viii pengetahuan tentang informasi pelayanan
Abstract
Perbedaan Kualitas Hidup Anak pada Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
dengan Non TKI di Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi; Laila
Enisya Ramadhani, 102110101120; 2014; 65 halaman; Bagian Epidemiologi dan
Biostatistika Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak merupakan cermin
kualitas bangsa dan cermin peradaban dunia. Indikator kesejahteraan suatu
masyarakat atau suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari kualitas hidup anak.
Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu tentang posisinya dalam
kehidupan, dalam hubungannya dengan sistem budaya dan nilai setempat dan
berhubungan dengan cita-cita, pengharapan dan pandangan-pandangannya, yang
merupakan pengukuran multidimensi, tidak terbatas hanya pada aspek fisik maupun
psikologis. TKI adalah setiap Warga Negara Indonesia (WNI) yang memenuhi syarat
untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu
dengan menerima upah. Salah satu dampak dari adanya Tenaga Kerja Indonesia
(TKI), terutama yang didominasi oleh tenaga kerja perempuan yaitu kepergian yang
relatif lama menyebabkan adanya perubahan struktur keluarga dan fungsi pengasuhan
anak. Hal ini dapat menimbulkan dampak sosial dan psikologis tertentu bagi anggota
keluarga termasuk anak yang juga dapat mempengaruhi kualitas hidupnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dan dilakukan di
Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi. Data anak pada keluarga TKI dan
non TKI berusia 8 sampai dengan 11 tahun diperoleh dari kantor desa di Kecamatan
Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi dan dari masing-masing RT terpilih. Sampel
dalam penelitian berjumlah 68 responden, dengan pembagian 34 responden dari
keluarga TKI dan 34 responden dari keluarga non TKI di Kecamatan Purwoharjo
Kabupaten Banyuwangi. Metode pengambilan sampel menggunakan Cluster
Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari
ix
Kidscreen-52 dengan 52 item pertanyaan. Data dianalisis dengan menggunakan uji
Chi Square, Mann Whitney dan t dua sampel bebas (α = 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor kualitas hidup anak pada
keluarga non TKI lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata skor kualitas hidup anak
pada keluarga TKI (147). Dari sepuluh dimensi kualitas hidup, pada anak keluarga
non TKI terdapat enam dimensi yang mempunyai rata-rata lebih tinggi dibandingkan
dengan anak pada keluarga TKI. Rata-rata skor kualitas hidup anak berdasarkan
dimensi paling tinggi adalah pada dimensi suasana hati dan emosi baik pada keluarga
TKI maupun non TKI (TKI 20,50 dan Non TKI 21,47). Rata-rata skor kualitas hidup
anak berdasarkan dimensi paling rendah terdapat pada dimensi penerimaan sosial
pada keluarga TKI (7,65). Pada keluarga non TKI, rata-rata skor kualitas hidup anak
berdasarkan dimensi paling rendah terdapat pada dimensi sumber keuangan (7,32).
Rata-rata skor kualitas hidup anak pada keluarga non TKI lebih tinggi
dibandingkan dengan anak pada keluarga TKI namun secara uji statistik tidak
terdapat perbedaan antara kualitas hidup anak pada keluarga TKI dengan non TKI
(p=0.727). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
antara kualitas hidup anak pada keluarga TKI dengan non TKI di Kecamatan
Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi. Dibutuhkan penyebarluasan edukasi dan
informasi kepada orang tua dan pengasuh anak selama orang tua menjadi TKI agar
memperhatikan, menjamin dan melindungi hak anak sebagai upaya untuk melindungi
hak anak agar dapat hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi secara optimal
serta mendapat perlindungan dari kekerasan.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
kendaraan umum. Terdapat fakta seringnya tingkat pencurian di kawasan brantas, juga menambah bahwa di kawasan tersebut sangat jarang adanya lalu-lalang masyarakat dan kendaraan umum. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak 8 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sedangkan teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan beberapa pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi partisipasi, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Dalam keabsahan data, penelitian ini mengguanakan teknik triangulasi sumber data. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, menunjukkan adanya motivasi yang mendorong perilaku mahasiswa mengkonsumsi pil koplo, motivasi itu dibagi menjadi 2 yaitu motivasi internal dan eksternal yang terdiri internal yaitu rasa ingin tahu , coba-coba, perasaan bangga. Kemudian eksternal yaitu lingkungan
Bela Dewi Purwanti (2013-12-24)Pada saat panen ikan tiba maka kesempatan para nelayan untuk memanfaatkan pendapatannya, dan kebiasaan yang terjadi di kalangan masyarakat nelayan Desa Grajagan adalah mereka sering sekali menggunakan pendapatannya tersebut ... -
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas II SDN Sumbersari 02 Jember pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sumber belajar yang digunakan masih sebatas pada buku teks dan gambar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah penerapan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas II SDN Sumbersari 02 Jember; dan meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas II SDN Sumbersari 02 Jember Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas II yang berjumlah 27 siswa, yang terdiri atas 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar meliputi kegiatan apersepsi, menjelaskan materi, pengamatan, contoh cara membuat karangan deskripsi, latihan menulis karangan deskripsi, dan presentasi. Skor rata-rata kemampuan menulis karangan deskripsi siswa secara klasikal menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Pada siklus I persentase kemampuan menulis karangan deskripsi siswa sebesar 71,58% dan meningkat menjadi 78,84% pada siklus II.
Dwi Fitriyah; Suhartiningsih; Sihono (UNEJ, 2016)Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas II SDN Sumbersari 02 Jember pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sumber belajar yang digunakan masih ... -
korelasi tata jenjang (Spearman) dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17 dan software Microsoft Excel 2013. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tingkat Korelasi Antara Penggunan Alat Permainan Edukatif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini di Kelompok Bermain AISYIYAH sebesar 0.921 sebagai rhitung. Nilai ini lebih besar dari rtabel untuk N=12 responden dengan tingkat kepercayaan 95% sebesar 0.591, sehingga hasil yang diperoleh signifikan yaitu hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima. Sedangkan hasil hubungan tinggi yang diperoleh dalam penelitian ini pada penggunaan alat permainan edukatif dengan perkembangan motorik halus, yaitu sebesar 0.955 yang terdapat pada indilator mencocokkan, kemudian pada indikator menyusun memperoleh hubungan tinggi sebesar 0,930. Pada indikator penggunaan alat permainan edukatif memperoleh hubungan tinggi sebesar 0.938, yang terdapat pada aspek puzzle, kemudian aspek balok memperoleh hubungan tinggi sebesar 0.945. Dari hasil analisis data, maka didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan alat permainan edukatif memiliki peranan sangat penting bagi tumbuh kembangnya motorik halus anak usia dini di KB AISYIYAH Kecamatan Rambipuji Kabupaten jember. Temuan tersebut telah dibuktikan pada tingkat hubungan tinggi, yaitu sebesar 0.921 yang sebagai rhitung. Selanjutnya, peneliti menyarankan kepada orang tua harus mengawasi dan membimbing tindakan anak baik dalam belajar maupun bermain; sumber daya yang berkualitas akan menunjang maju dan berkembang, senantiasa melakukan evaluasi secara berkala terhadap proses kegiatan belajar dan bermain di lembaga KB AISYIYAH; mengambil point-point penting dari hasil penelitian, yang dapat dimanfaatkan bagi keperluan penelitian, menambah wawasan tentang permainan bagi anak usia dini; Peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut sehubungan dengan penggunaan alat permainan edukatif dengan perkembangan motorik halus anak usia dini, mengingat pada usia tersebut, anak memiliki potensi yang luar biasa untuk berkembang.
Utama, Ardansyah Panji (2016-01-13)Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulasi pendidikan agar membantu perkembangan, pertumbuhan ...