POLA ADAPTASI PETANI TAMBAK DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA BANJIR MUSIMAN DI DESA POMAHANJANGGAN LAMONGAN
Abstract
Pola Adaptasi Petani Tambak dalam Pengurangan Risiko Bencana Banjir
Musiman di Desa Pomahanjanggan Lamongan; Wenny Dwi Agustin;
090910302013; 2014: 87 Halaman; Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik; Universitas Jember.
Bencana merupakan suatu rangkaian peristiwa yang terjadi pada gejala alam
maupun tindakan manusia. Dapat diketahui bahwa terdapat daerah di Kabupaten
Lamongan didominasi oleh air permukaan, dimana pada saat musim penghujan
dijumpai dalam jumlah yang melimpah hingga mengakibatkan bencana banjir
namun sebaliknya pada saat musim kemarau disebagian besar wilayah Kabupaten
Lamongan relatif berkurang. Ketersediaan air sebagian tertampung di waduk-waduk,
rawa, embung dan sebagian lagi mengalir melalui sungai-sungai. Seringnya
kejadiaan banjir di desa tersebut tidak sertamerta membuat masyarakat meninggalkan
atau berpindah dari permukiman tersebut, terdapat upaya yang dilakukan oleh
masyarakat untuk bertahan dari banjir.
Desa pomahanjanggan merupakan desa dengan mayoritas masyarakatnya
bekerja sebagai petani tambak, petani tambak merupakan identitas masyarakat yang
tinggal di daerah desa dengan mengolah lahan sawahnya menjadi pertambakan dan
memperoleh penghidupannya dengan membudidayakan ikan atau udang. Bencana
banjir yang setiap tahunnya menggenangi Desa Pomahanjanggan ini telah menjadi
suatu proses kemandirian masyarakat dalam mengurangi risiko bencana banjir.
Walaupun daerah ini sering dilanda banjir tetapi masyarakat tetap bertempat tinggal.
Bencana banjir yang sering melanda daerah ini berpengaruh terhadap upaya
masyarakat setempat untuk beradaptasi terhadap banjir tersebut agar mereka tetap
bisa tinggal di sana dan bagaimana masyarakat berproses dalam pengendalian banjir.
Adapun hal yang masih menjadi pertanyaan adalah bagaimana Pola Adaptasi Petani
Tambak Dalam Pengurangan Risiko Bencana Banjir Musiman di Desa
Pomahanjanggan Kabupaten Lamongan?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan secara mendalam
tentang pola adaptasi petani tambak Desa Pomahanjanggan dalam pengurangan
risiko bencana banjir musiman yang terjadi. sedangkan metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif, dimana pemilihan metode ini diharapkan mampu
menggambarkan mengenai kondisi yang sebenarnya. Teknis analisi deskriptif
kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi proses-proses
adaptasi petani tambak dalam penyelematan harta bendanya, kerusakan mata
pencaharian dan kapasitas mereka dalam pengurangan risiko bancana banjir
musiaman.
vi
Terdapat upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk bertahan dari banjir
yaitu pertama dengan menggunakan adaptasi ekologi yaitu penyesuaian manusia
dengan lingkungan yang membentuk harmonisasi: adaptasi yang dilakukan
masyarakat dalam penyelamatan harta bendanya ketika terjadi banjir adalah dengan
pembuatan amben atau tempat yang lebih tinggi agar tidak sampai terkena banjir, dan
pembuatan jembatan “wot” atau jalan dari satu batang bambu, agar aktifitas yang
dilakukan oleh masyarakat tidak terhambat oleh banjir dalam pembuatan amben dan
wot telah disediakan dan pembuatannya tergantung dengan tinggi muka air pada
tanah, upaya pengurangan risiko bencana selanjutnya petani tambak dengan
kemampuannya dan kesadarannya melakukan tindakan peninggian rumah.
Pola adaptasi kedua dilakukan dalam penyelamatan tambaknya adalah
dengan meninggikan lagi tanggul tambak ketika sebelum banjir datang; Pola adaptasi
yang dilakukan dalam penyelamatan tambaknya adalah dengan menggunakan waring
atau jaring, sebagai antisipasi agar ikan dalam tambak tidak hanyut terbawa banjir,
dalam memasang waring pun dilakukan saat banjir akan menggenangi tambak yang
sudah diberi benih ikan; Pemanfaatan Tananam keramban seperti ecenggondok dan
kangkung sebagai penahan air pada sisi sungai yang sudah menggenangi sampai ke
waring mereka, sehingga ikan yang ada dalam tambak bisa tertahan tidak keluar dan
banjir tidak terlalu mengerus tanggul tambak; Pemasangan wuwu untuk istilah alat
tangkap ikan dari bambu yang dirangkai sebagai penjebak ikan di aliran sungai atau
genangan air pada tambak dilakukan ketika ada kondisi waring yang rusak, kondisi
waring yang rusak biasanya beberapa ikan keluar dan dengan pemasangan wuwu
pada tambak pengurangan kerugian pada hasil tambak bisa terminimalisir hal ini
biasa dilakukan oleh pemilik tambak yang tidak terlalu luas.
Keywords: banjir musiman, pola adaptasi, pengurangan risiko