Show simple item record

dc.contributor.authorWENNY DWI AGUSTIN
dc.date.accessioned2015-03-03T10:51:39Z
dc.date.available2015-03-03T10:51:39Z
dc.date.issued2015-03-03
dc.identifier.nimNIM090910302013
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/61539
dc.description.abstractPola Adaptasi Petani Tambak dalam Pengurangan Risiko Bencana Banjir Musiman di Desa Pomahanjanggan Lamongan; Wenny Dwi Agustin; 090910302013; 2014: 87 Halaman; Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik; Universitas Jember. Bencana merupakan suatu rangkaian peristiwa yang terjadi pada gejala alam maupun tindakan manusia. Dapat diketahui bahwa terdapat daerah di Kabupaten Lamongan didominasi oleh air permukaan, dimana pada saat musim penghujan dijumpai dalam jumlah yang melimpah hingga mengakibatkan bencana banjir namun sebaliknya pada saat musim kemarau disebagian besar wilayah Kabupaten Lamongan relatif berkurang. Ketersediaan air sebagian tertampung di waduk-waduk, rawa, embung dan sebagian lagi mengalir melalui sungai-sungai. Seringnya kejadiaan banjir di desa tersebut tidak sertamerta membuat masyarakat meninggalkan atau berpindah dari permukiman tersebut, terdapat upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk bertahan dari banjir. Desa pomahanjanggan merupakan desa dengan mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani tambak, petani tambak merupakan identitas masyarakat yang tinggal di daerah desa dengan mengolah lahan sawahnya menjadi pertambakan dan memperoleh penghidupannya dengan membudidayakan ikan atau udang. Bencana banjir yang setiap tahunnya menggenangi Desa Pomahanjanggan ini telah menjadi suatu proses kemandirian masyarakat dalam mengurangi risiko bencana banjir. Walaupun daerah ini sering dilanda banjir tetapi masyarakat tetap bertempat tinggal. Bencana banjir yang sering melanda daerah ini berpengaruh terhadap upaya masyarakat setempat untuk beradaptasi terhadap banjir tersebut agar mereka tetap bisa tinggal di sana dan bagaimana masyarakat berproses dalam pengendalian banjir. Adapun hal yang masih menjadi pertanyaan adalah bagaimana Pola Adaptasi Petani Tambak Dalam Pengurangan Risiko Bencana Banjir Musiman di Desa Pomahanjanggan Kabupaten Lamongan? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan secara mendalam tentang pola adaptasi petani tambak Desa Pomahanjanggan dalam pengurangan risiko bencana banjir musiman yang terjadi. sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dimana pemilihan metode ini diharapkan mampu menggambarkan mengenai kondisi yang sebenarnya. Teknis analisi deskriptif kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi proses-proses adaptasi petani tambak dalam penyelematan harta bendanya, kerusakan mata pencaharian dan kapasitas mereka dalam pengurangan risiko bancana banjir musiaman. vi Terdapat upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk bertahan dari banjir yaitu pertama dengan menggunakan adaptasi ekologi yaitu penyesuaian manusia dengan lingkungan yang membentuk harmonisasi: adaptasi yang dilakukan masyarakat dalam penyelamatan harta bendanya ketika terjadi banjir adalah dengan pembuatan amben atau tempat yang lebih tinggi agar tidak sampai terkena banjir, dan pembuatan jembatan “wot” atau jalan dari satu batang bambu, agar aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat tidak terhambat oleh banjir dalam pembuatan amben dan wot telah disediakan dan pembuatannya tergantung dengan tinggi muka air pada tanah, upaya pengurangan risiko bencana selanjutnya petani tambak dengan kemampuannya dan kesadarannya melakukan tindakan peninggian rumah. Pola adaptasi kedua dilakukan dalam penyelamatan tambaknya adalah dengan meninggikan lagi tanggul tambak ketika sebelum banjir datang; Pola adaptasi yang dilakukan dalam penyelamatan tambaknya adalah dengan menggunakan waring atau jaring, sebagai antisipasi agar ikan dalam tambak tidak hanyut terbawa banjir, dalam memasang waring pun dilakukan saat banjir akan menggenangi tambak yang sudah diberi benih ikan; Pemanfaatan Tananam keramban seperti ecenggondok dan kangkung sebagai penahan air pada sisi sungai yang sudah menggenangi sampai ke waring mereka, sehingga ikan yang ada dalam tambak bisa tertahan tidak keluar dan banjir tidak terlalu mengerus tanggul tambak; Pemasangan wuwu untuk istilah alat tangkap ikan dari bambu yang dirangkai sebagai penjebak ikan di aliran sungai atau genangan air pada tambak dilakukan ketika ada kondisi waring yang rusak, kondisi waring yang rusak biasanya beberapa ikan keluar dan dengan pemasangan wuwu pada tambak pengurangan kerugian pada hasil tambak bisa terminimalisir hal ini biasa dilakukan oleh pemilik tambak yang tidak terlalu luas. Keywords: banjir musiman, pola adaptasi, pengurangan risikoen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries090910302013;
dc.subjectPOLA ADAPTASI PETANI TAMBAK DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA BANJIR MUSIMAN DI DESA POMAHANJANGGAN LAMONGANen_US
dc.titlePOLA ADAPTASI PETANI TAMBAK DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA BANJIR MUSIMAN DI DESA POMAHANJANGGAN LAMONGANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record