Pemanfaatan Mesin Pengepres Bag Log Tipe Empat Tuas Penekan Upaya Peningkatan Kualitas Media Tanam dan Produksi Jamur Tiram
Abstract
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur yang dapat dimakan dan kandungan gizinya cukup tinggi. Menurut Pasaribu dkk. (2002), jamur tiram rata-rata mengandung protein 19,8%, lemak 2,8%, karbohidrat 62,2%, serat 13% dan kadar abu 3%. Jamur tiram juga mengandung vitamin seperti tiamin, niasin, asam askorbat, dan vitamin B12 . Hasil penelitian FAO menunjukkan bahwa jamur tiram segar lebih banyak mengandung protein nabati dibanding jenis sayuran lainnya.
Budidaya jamur tiram merupakan salah satu usaha pertanian yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia termasuk oleh masyarakat Jember. Di Jember terdapat beberapa tempat usaha budidaya jamur merang antara lain di desa Sumberjati kecamatan Silo yang dipelopori oleh bapak Fani dan di desa Kaliputih kecamatan Rambipuji yang dipelopori oleh bapak Suyardi.
Komoditas yang dihasilkan berupa produk media tanam jamur dalam bentuk bag log, bibit jamur , hasil jamur segar dan bentuk olahan. Di kedua desa tersebut menjadi lokasi mitra untuk penerapan alih teknologi yang ditawarkan. Berkembangnya usaha budidaya jamur tiram di kedua desa tersebut disamping ketersediaan tenaga kerja juga bahan baku yang cukup melimpah. Bahan baku yang berupa serbuk gergaji nantinya digunakan sebagai media tanam jamur tiram yang dikemas dalam kantong plastik (bag log).
Dalam pembuatan media tanam jamur di kedua lokasi mitra selama ini masih dilakukan secara manual yaitu dengan dengan botol atau paralon sampai beberapa kali hingga mampat. Pemadatan media tanam dengan cara tersebut tingkat keberhasilannya sangat tergantung ketrampilan dan kecermatan manusianya serta membutuhkan waktu yang lama. Dalam satu kali proses (1 paket) dengan bahan baku 150 kg dikerjakan 4 orang tenaga kerja mulai jam 8.00 – 15.00 WIB selama 2 hari atau 10 – 14 jam dan dihasilkan kurang lebih 300 bag log. Permintaan bag log selama ini mencapai 4.000 buah, sehingga untuk memenuhi permintaan tersebut dibutuhkan waktu 140 – 168 jam atau 28 hari. Kegiatan tersebut dilihat dari segi efisiensi waktu dan produktivitas hasil bag log masih rendah dan sangat memungkinkan untuk ditingkatkan dengan mencari solusi untuk mengatasi kendala pemadatan bag log mengingat kegiatan tersebut menyita waktu, tenaga dan biaya.
Solusi yang ditawarkan dan sedang dilakukan pada pengabdian masyarakat kali ini adalah pemanfaatan mesin pengepres/pemadat bag log tipe empat tuas penekan. Pemanfaatn mesin
pengepres bag log tersebut dapat memperbaiki kekurangan cara pemadatan secara manual meningkatkan kualitas media tanam, dapat mempersingkat waktu serta mengurangi tenaga pengepres bag log. Upaya peningkatan produktivitas dan kualitas hasil jamur tiram dengan perbaikan kualitas media secara tidak langsung diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani. Di sisi lain, bila produksi telah meningkat maka perlu mengurangi faktor pembatas dalam pemasaran, salah satunya adalah pengembangan teknologi pengolahan jamur tiram.
Metode pelaksanaan kegiatan IbM yang dilakukan melalui tahapan persiapan, tahap pelaksanaan selama proses kegiatan pengabdian meliputi penerapan pembuatan mesin pengepres media bag log serta percontohan dan praktek
Hasil pelaksanaan kegiatan IbM ini dapat disimpulkan : (1) Mesin pengepres bag log tipe empat tuas penekan dapat meningkatkan kualitas media tumbuh sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman, (2) memberikan dampak sosial yang lebih baik yaitu meningkatkan gairah kerja untuk lebih mengintensifkan budidaya jamur tiram serta (3) Mesin pengepres bag log dapat menekan biaya dan waktu sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan dan dampaknya secara langsung dapat meningkatkan pendapatan pengusaha jamur tiram