STRATEGI PEMASARAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PUSAT JAJANAN RAKYAT KABUPATEN LUMAJANG
Abstract
Kegiatan ekonomi dilakukan manusia untuk mencapai kemakmuran, salah
satunya dengan melakukan kegiatan usaha baik dengan skala kecil sampai skala
besar, tergantung dari kekuatan modal, sumber daya manusia dan peluang untuk
berusaha, dalam era globalisasi jenis usaha bermunculan dengan berbagai macam
karakteristik, sektor jasa dan sektor perdagangan berkembang dengan pesat, sektor
jasa yang mengutamakan pelayanan berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaik
bagi konsumen, sehingga kepuasan konsumen menjadi prioritas usaha di sektor ini.
Opportunity dalam usaha akan menciptakan persaingan antar pedagang yang
jenis usaha daganngya hampir sama, dengan keberadaan pusat jajanan rakyat secara
langsung menciptakan persaingan usaha antara pedagang satu dengan pedagang lain
dalam menggaet konsumen,, banyak hal yang harus dilakukan pedagang kaki lima
yang bertempat di pusat jajanan rakyat untuk menciptakan loyalitas pelanggannya,
salah satunya kedekatan para pelanggan dengan pedagang, tempat yang bersih, dan
juga inovasi menu yang ada. Ini yang terlihat oleh peneliti setelah melakukan
observasi di area pujasera Lumajang, dari sedikit percakapan dengan konsumen
bahwa mereka mempunyai kedekatan secara emosionnal dengan pemilik stand,
sehingga mereka selalu meluangkan waktunya
Pedagang kaki lima selama ini identik dengan menjajakan keliling, perlahan
berubah paradigmanya, pedagang kaki lima telah menempati suatu tempat tertentu
secara permanen, dimana tempat tersebut merupakan lahan strategis untuk
mendapatkan konsumen, pemerintah daerah juga menaruh perhatian terhadap
vii
pedagang kaki lima, sehingga banyak didaerah yang pemerintah daerahnya
menegluarkan surat keputusan untuk menetapkan area- area tertentu menjadi pusat
kegiatan ekonomi kecil menengah salah satunya pedagang kaki lima, sehingga
pedagang kaki lima tertampung dan tertata dengan baik, ini merupakan suatu
perlindunagn yang diberikan pemerintah terhadap usaha kecil menengah yang ingin
tetap mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Pedagang secara bertahap telah menerapkan konsep strategi pemasaran dalam
usahanya, walaupun mereka tidak pernah menganggap kedekatan emosional menjadi
salah satu strategi memasarkan produknya, setiap usaha yang dilakukan yang
berhubungan dengan memproduksi barang maupun jasa pasti membutuhkan strategi
pemasaran yang baik, agar barang dan jasa yang diproduksi alirannya menjadi lancar
dan menghasilkan laba yang diinginkan, walaupun sektor yang dijalankan bersifat
mikro, para pedagang kaki lima berhasil menciptakan modal usaha untuk
mempertahankan usahanya sekaligus mengembangkan usaha