Karakterisasi molekul saliva nyamuk Anopheles srmdaicus strain local sebagai target potensial dalam pembuatan Transmission Blocking Vaccine (TBV) melawan malaria
Abstract
Malaria sampai saat masih merupakan masalah kesehatan yg utama baik di dunia maupun
di Indonesia. Diperkirakan 300-500 juta orang di dunia terinfeksi malaria setiap tahun
dan hampir 3 juta merupakan kasus yang fatal. Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk
menekan penyebaran penyakit ini diantaranya dengan pembuatan vaksin malaria, namun
hasilnya belum optimal. Vaksin yang tepat untuk pencegahan penyakit malaria adalah
yang mencakup pencegahan untuk siklus pre-eritrositik, siklus eritrositik dan proses
transmisi. Perkembangan penelitian yang terbaru menunjukkan saliva nyamuk
mengandung bahan yang bersifak imunogenik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
vaksin yang dapat menghambat transmisi (Transmission-Blocking Vaccine (TBV).
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi molekuler dan fungsional
komponen saliva nyamuk Anopheles sundaicus yang bertanggung jawab sebagai faktor
imunomodulator sebagai target potensial dalam pengembangan TBV.
Telah berhasil dilakukan isolasi salivary gland (SG) dari A. sundaicas. SG kemudian
diekstraksi untuk mendapatkan RNA sebagai templat untuk pembuatan pustaka cDNA
SG l. sundaicus. Lebih jauh lagi telah dilakukan SDS PAGE untuk melihat profil protein
kasar SG guna deteksi awal keberadaan imunomodulator. Salivary Grand Extract diambil
dari kelenjar nyamuk A. sundaicus yang ditangkap langsung dari lapangan secara landing
collection. RNA SG A. sundaicus diisolasi dari 80 pasangan salivary gland pairs nyamuk
betina dewasa menggunakan Micro-FastTrack nHNA isolation kit (Invitrogen, San
Diego, CA, USA). Isolasi RNA belum menunjukkan signal positif dimungkinkan karena
jumlah sampel SG yang terbatas, namun demikian isolasi RNA dari spesies Anopheles
lainnya berhasil dilakukan dengan menggunakan metode Trizol dengan perlakukan
DEPC pada larutan-larutan yang digunakan. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya
perlu dilakukan sampling kembali A. sundaicus dan isolasi SG yang kemudian
dilanjutkan dengan isolasi RNA dengan menggunakan metode Trizol seperti pada kedua
spesies Anopheles lainnya.
Collections
- LRR-Hibah Bersaing [348]