RASIO JUMLAH DAGING DAN KULIT BUAH PADA PEMBUATAN SELAI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DITAMBAH ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum Sp)
Abstract
Seiring dengan semakin meningkatnya lahan budidaya buah naga, tentunya
produksi buah naga dari tahun ke tahun juga akan meningkat. Sampai saat ini buah
naga di Kabupaten Jember hanya dijual dan dikonsumsi dalam bentuk buah segar.
Buah naga segar tidak bisa disimpan lama, sehingga sering terjadi pada waktu panen
raya harganya menjadi murah. Buah naga dapat diolah menjadi produk olahan
pangan. Bahkan kulit buah naga yang beratnya sekitar 30–35% dari berat buah
dengan warnanya yang merah dapat juga dijadikan produk pangan, contohnya selai,
karena kulit buah naga mengandung pektin cukup tinggi (10,79%).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi rasio
penggunaan daging dan kulit buah terhadap karakteristik fisik dan kimia selai buah
naga, mengetahui rasio yang tepat dari kulit dan daging buah naga dalam pembuatan
selai buah naga, mengetahui karakteristik organoleptik selai buah naga yang ditambah
rosela dan kayu manis.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Penelitian tahap I dilakukan analisis
karakteristik fisik dan kimia selai buah naga yang meliputi: sineresis, pH, warna,
kadar air, betasianin, dan total asam. Rancangan percobaan yaitu Rancangan Acak
Kelompok, 1 faktor yaitu rasio daging dan kulit buah naga, perlakuan diulang 3 kali.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam, jika terdapat
perlakuan beda nyata dilanjutkan dengan uji beda nyata Duncan, kemudian
digambarkan dengan histogram sebagai pembanding. Kemudian dipilih satu selai terbaik melalui uji efektifitas. Penelitian tahap II dilakukan analisis karakteristik sensori selai buah naga yang ditambah rosela dan kayu manis yang meliputi
parameter warna, daya oles, aroma, rasa, dan kesukaan keseluruhan. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menyajikan data tersebut menggunakan
diagram persentase kesukaan.
Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan
kulit buah pada pembuatan selai buah naga didapatkan nilai sineresis semakin kecil,
pH makin asam, warna semakin merah, kadar air semakin tinggi, betasianin semakin
rendah, dan total asam semakin tinggi. Dari hasil uji efektifitas didapatkan untuk
perlakuan terbaik adalah rasio daging : kulit buah 60% : 40%. Hasil penelitian tahap
II menunjukkan bahwa selai buah naga dengan penambahan rosela 5% memberikan
aroma yang paling disukai panelis, yaitu sebesar 35%. Selai buah naga dengan
penambahan kayu manis 5% memberikan dampak terhadap warna, rasa, dan
keseluruhan paling disukai panelis, yaitu secara berturut-turut sebesar 30%; 32%; dan
32%. Sedangkan penambahan rosela 5% dan kayu manis 5% pada selai buah naga
paling disukai panelis berdasarkan daya oles selai tersebut, yaitu sebesar 30%.