KONFLIK INDIA-PAKISTAN DALAM PEREBUTAN WILAYAH KASHMIR TAHUN 1990-1998 ( Studi Kasus Persaingan Bidang Militer)
Abstract
Kashmir merupakan daerah yang terletak di antara India dan Pakistan.
Daerah ini terkenal akan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Tanahnya
yang subur, sungai-sungai yang mengalir sepanjang tahun dan adanya kandung
mineral membuat daerah ini menjadi sumber konflik India dan Pakistan. Konflik ini
berawal ketika India dan Pakistan resmi berpisah sejak diumumkannya kemerdekaan
kedua belah pidak pada tahun 1948. Pemisahan ini membawa dampak yang
berkepanjangan yaitu mengenai daerah perbatasan, terutama daerah Kashmir yang
subur.
Pada mulanya Kasmir menginginkan menjadi negara yang merdeka, tidak
memihak India dan Pakistan. Keadaan ini berubah kertika Pakistan mulai
mengadakan infasi kepada Kashmir. Hal ini dilakukan karena keinginan Pakistan
menguasai Kashmir yang subur dan ketergantungan pada Sungai Indus yang mata
airnya mengalir melalui Kashmir. Serangan yang dilancarkan oleh Pakistan membuat
Kashmir meminta bantuan kepada India dan memproklamirkan daerah Kashmir
menjadi bagian dari India. Pernyataan ini membuat India berusaha melindungi
Kashmir dari gangguan Pakistan maupun pihak luar. Bersatunya Kashmir ke wilayah
India membuat pemerintah India melakukan hal-hal yang memancing emosi Pakistan.
India memberlakukan pungutan pajak kepada Pakistan apabila ingin menggunakan
aliran sungai Indus. Pungutan pajak yang tinggi membuat Pakistan ingin menguasai
wilayah Kashmir dan sungai Indus secara utuh. Keinginan ini menjadi salah satu
penyebab terjadinya kontak senjata yang terus menerus.
Pergolakan semakin memuncak ketika tahun 1990 pemerintah India
mengerahkan pasukannya di Kashmir dalam rangka menganggulangi pemberontakan
di Kashmir. Pemberontakan ini dilakukan oleh gerakan militan yang menamakan
Jammu Kashmir Liberation Front (JKLF). Terbentuknya JKLF ini dilatarbelakangi
oleh kebijakan yang dilakukan oleh India yang beragama Hindu. Mereka
menginginkan adanya kemerdekaan untuk menjadi negara sendiri. Pemberontakan
67
68
yang terjadi di Kashmir ini membuat India marah. India juga menuduh Pakistan ikut
terlibat dalam pembentukan JKLF dan membantu setiap pemberontakan yang terjadi
di Kashmir. Tudingan ini membuat Pakistan marah dan melakukan kontak senjata
dengan menyerang wilayah perbatasan India. Menghadapi serangan ini India juga
mempersiapkan diri dengan menghadang serangan Pakistan di daerah perbatasan.
Peperangan pada tahun 1990 merupakan awal dari pergolakan yang terjadi antara
India dan Pakistan yang menimbulkan dampak yang luar biasa bagi dunia.
Peperangan yang terjadi dalam memperebutkan Kashmir membuat Pakistan
dan India mempersiapkan diri dalam melakukan penyerangan. Hampir 40 % dari
pendapatan per kapita kedua negara dipersiapkan untuk membeli persenjataan dan
memperkuat militer. Anggaran militer Pakistan lebih sedikit dibandingkan dengan
India. Hal ini disebabkan faktor sumber daya alam dan pendapatan yang dimiliki oleh
Pakistan sedikit. Keadaan ini dipengaruhi oleh keadaan alam Pakistan yang tidak
subur dan tidak produktif. Kekurangan ini tidak membuat Pakistan berdiam diri dan
terus melakukan upaya untuk memperkuat militer mereka.
Persaingan dalam memperkuat kekuatan militer terus dilakukan oleh kedua
belah pihak, salah satunya adalah perkembangan tehnologi persenjataan. India dan
Pakistan saling bahu-membahu membangun industri-industri persenjataan dan
lembaga-lembaga penelitian yang mampu menghasilkan senjata. Hal ini dapat dilihat
dari upaya India dalam mengelola atom dan uranium yang banyak terkandung di
India dengan mendirikan sebuah lembaga penelitian. Lembaga penelitian ini
dinamakan Defense Research Development Organization (DRDO). Tujuannya untuk
mengembangkan kemampuan militer dari India. Pada perkembangannya DRDO
memiliki 47 laboratorium dan perusahaan ditambah yang dimiliki oleh negara bagian.
Lembaga penelitian ini diperkirakan menampung kurang lebih 2500 orang ilmuwan
di India. Mereka bekerja keras dalam menciptakan persenjataan yang mampu
meningkatkan kekauatan militer India. Usaha ini ternyata mampu mengahsilkan
sejumlah peralatan perang seperti tank, pesawat tempur, senjata-senjata ringan dan
nuklir. Keberhasilan India mendirikan lembaga penelitian persenjataan membuat
69
Pakistan ingin melakukan hal yang sama yaitu mendirikan Pakistan Aeronautical
Complex (PAC) di Kamra. PAC memiliki empat pabrik yang lebih spesifik dalam
membuat persenjataan bagi Pakistan. Keempat pabrik itu adalah Aircraft
Manufactoring Factory (AMF), Mirage Rebuild Factory (MRF), F-6 Rebuild Factory
dan Avionics and Radar Factory (RFAR). Masing-masing pabrik ini mempunyai
tugas dan spesialisasi dalam menciptakan persenjataan. AMF bertugas untuk
memproduksi pesawat terbang dengan lisensi Namchang Aircraft Manufactoring
Company.
Mengingat terbatasnya tekhnologi persenjataan membuat kedua negara ini
melakukan hubungan dengan luar negeri, terutama negara Eropa, Cina dan Amerika.
Negara-negara tersebut dianggap mempunyai kemajuan tekhnologi persenjataan. Hal
ini membuat kedua negara ini mengimpor persenjataan dari negara-negara tersebut.
India banyak mengimpor persenjataan dari Rusia, Inggris dan Italia. Rusia
merupakan negara yang paling mendominasi pengiriman persenjataan bagi India
karena mereka bersedia menerima uang kertas. Hal yang sama juga dilakukan oleh
Pakistan yaitu denga mengimpor persenjataan Cina, Amerika Serikat, Perancis,
Inggris, Jerman, Belanda, Lebanon, Balarus, Australia, Rusia dan Swedia
Persaingan ini terus berkembang dan mencapai puncaknya ketika kedua
negara ini melakukan uji coba nuklir. Pada mulanya India melakukan uji coba nukli
pada tanggal 11 dan 13 Mei 1998 sebanyak lima kali. Rudal yang diujicobakan
adalah rudal Agni yang memiliki daya jangkau 1500-2500 km. Daya jangkau ini
mengakibatkan nuklir dapat meledakkan sasaran dalam waktu hanya 4 menit. Rudal
lain yang diujikan adalah rudal jarak pendek Privthi yang memiliki daya jangkau 150250
km. Efek ledakan dari dua senjata nuklir India ini dua kali lebih dahsyat dari
nuklir milik Amerika yang pernah dijatuhkan oleh Amerika di Hirosima dan
Nagasaki. Keberhasilan ini membuat Pakistan melakukan uji coba nuklir juga pada
sebanyak enam kali pada tanggal 28 dan 30 Mei 1998 bertempat di bukit Chagai,
Balucistan. Rudal yang mereka uji cobakan adalah rudal jarak menengah Ghauri
(Haft-1) yang memiliki jangkauan sejauh 1500 km dengan membawa hulu ledak
70
nuklir. Rudal kedua diujicobakan pada tanggal 30 Mei 1998 adalah rudal-rudal jarak
pendek seperti Hatf-1, Haft-2 dan M-11 buatan Cina. Rudal-rudal tersebut memiliki
jarak tempuh kurang dari 800 km.Pakistan dengan bangga melakukan uji coba nuklir
tersebut karena adanya dukungan dari rakyat Pakistan.
Konflik dan persaingan persenjataan ini menimbulkan dampak yang luas
bagi stabilitas di kawasan Asia Selatan. Dampak itu dapat dilihat dari (1)
meningkatnya ketegangan di kawasan Asia Selatan. Ketegangan ini disebabkan oleh
adanya persaingan senjata dan nuklir yang meresahkan negara-negara di kawasan
Asia Selatan. (2) meningkatnya pengembangan dan pembelian persenjataan.
Pergolakan ini menyebabkan negara-negara Asia Selatan melakukan pengamanan
terhadap wilayahnya sendiri. Upaya yang dilakukan yaitu dengan membeli
persenjataan yang mampu mengamankan negaranya dari pertempuran yang terjadi di
Pakistan dan India. (3) terganggunya hubungan ekonomi. Kehidupan ekonomi di
negara-negara Asia Selatan mengalami kemunduran karena hubungan dengan negaranegara di dunia memutuskan hubungan mengingat keadaan yang tidak stabil. Selain
itu juga hasil produksi mengalami penurunan karena mereka hanya memikirkan kekutan militer guna memperoleh keamanan di dalam negaranya.