Aplikasi Produk Interaksi Antara Protein Koro Pedang (Canavalia ensiforamis L.) Dan Gum Xanthan dengan Penambahan Dextrin Pada Pembuatan Cake;
Abstract
Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)merupakan salah satu jenis korokoroan
yang mengandung protein cukup tinggi yaitu sekitar 24%. Akan tetapi
penggunaannya masih terbatas. Salah satu cara untuk meningkatkan sifat
fungsionalnya maka koro pedang (protein koro pedang) perlu diinteraksikan dengan
gum xanthan. Produk interaksi antara protein koro pedang dengan gum xanthan
memiliki hasil (rendemen) yang sedikit sehingga perlu ditambahkan bahan pengisi
(filler)untuk menambah massa produk interaksi dan mempermudah dalam
aplikasinya. Bahan pengisi yang dapat digunakan salah satunya adalah dextrin karena
mempunyai viskositas yang relatif rendah, lebih mudah larut dalam air dingin, daya
rekat yang tinggi, dapat membentuk lapisan tipis dan mempunyai kekentalan lebih
rendah. Aplikasi produk interaksi antara protein koro pedang dan gum xanthan
dengan penambahan dextrin digunakan sebagai bahan tambahan makanan (BTM)
dari produk interaksi pada pembuatan Cake.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penambahan dextrin
optimal pada produk interaksi dengan sifat fungsional yang baik, mengetahui jumlah
optimal penggunaan produk interaksi antara protein koro pedang dan gum xanthan
sehingga dihasilkan cake dengan sifat-sifat yang baik dan disukai.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2007. Penelitian ini dilakukan
menggunakan dua tahap. Tahap 1 penentuan jumlah penambahan dextrin optimal
pada produk interaksi dengan sifat fungsional yang baik. Variasi penambahan dextrin
adalah tanpa filler, filler 2%, 4%, 6% dan 8%, dengan pengulangan sebanyak dua
kali. Parameter yang diamati meliputi kelarutan dalam berbagai pH, daya emulsi dan
stabilitas emulsi, Water Holding Capacity (WHC), Oil Holding Capacity (OHC),
daya buih dan stabilitas buih. Tahap 2 penentuan jumlah penggunaan optimal produk
interaksi antara protein koro pedang dan gum xanthan dengan penambahan dextrin
sehingga dihasilkan cake dengan sifat-sifat yang baik dan disukai. Variasi
perlakuannya 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, dengan pengulangan sebanyak dua kali.
Parameter yang diamati meliputi kadar air (Metode Oven), daya kembang (Metode
Seed Displacement), tekstur (Metode Rheotex), warna (Metode Colour Reader),
pengukuran Staleness Cake, kenampakan irisan (Foto Mikroskop), sifat organoleptik.
Pengolahan data hasil analisis dilakukan dengan metode deskriptif. Data yang
diperoleh dari kedua ulangan ditampilkan dalam bentuk tabel, dirata-rata dan dibuat
grafik atau histogram kemudian dibandingkan dari tiap variasi perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan dextrin optimal pada
produk interaksi antara protein koro pedang dan gum xanthan sebanyak 2%, memiliki
sifat fungsional yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. Hasil analisa
menunjukkan bahwa produk interaksi antara protein koro pedang dan gum xanthan
dengan penambahan dextrin 2% memiliki tingkat kelarutan yang semakin menurun
dengan nilai pH yang semakin besar, daya emulsi 128,162m
x
2
/g dengan stabilitas
emulsi pada waktu 1 jam sebesar 254 (menit) dan pada waktu 2 jam sebesar 231
(menit), %WHC 554,93%, % OHC 184,35%, daya buih 112 mL/g dan stabilitas buih
8 %.
Jumlah penambahan produk interaksi 1% menghasilkan cake dengan sifat
lebih baik dari perlakuan lainnya.Cake yang dihasilkan memiliki kadar air 32,73%,
daya kembang 389,5%, teksur 19,6 g/ 7mm, nilai kesukaan warna 3,64 (agak suka –
suka), nilai kesukaan tekstur 3,84 (agak suka – suka), nilai kesukaan rasa 4,24 (suka –
sangat suka), nilai kesukaan aroma 3,52 (agak suka – suka), nilai kesukaan
kelembutan di rongga mulut 3,76 (agak suka – suka), dan kesukaan keseluruhan 4,16
(suka – sangat suka).