Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Keuangan Berdasarkan Model Polya Siswa SMK Negeri 6 Jember
Abstract
Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kemampuan pemecahan masalah
sangat ditekankan dalam pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan SMK
merupakan lembaga pendidikan yang lebih fokus dalam membekali para siswa
dengan keterampilan, sesuai dengan bidang yang dipilihnya. Kemampuan pemecahan
masalah juga diperlukan untuk melatih diri siswa agar terbiasa menghadapi berbagai
permasalahan dalam kehidupan yang semakin kompleks seperti pada bidang
keuangan. Dalam bidang keuangan, orang yang menabung biasanya mendapatkan
bunga sedangkan orang yang meminjam biasanya harus mengembalikan uang yang
dipinjam dan membayar bunganya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.
Besar bunga yang diterima atau yang harus dibayar selama jangka waktu tertentu,
dapat ditentukan melalui perhitungan. Namun, tidak hanya kemampuan perhitungan
saja yang diperlukan, kemampuan pemecahan masalah juga harus dimiliki oleh
seseorang agar saat dihadapkan pada permasalahan lain yang lebih rumit, orang
tersebut dapat mengatasinya dengan baik.
Model Polya adalah salah satu model pemecahan masalah yang terdiri atas
tahap memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana,
dan menelaah kembali. Pada tahap membuat rencana penyelesaian, terdapat berbagai
macam strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu,
penelitian untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematika keuangan
berdasarkan model Polya siswa SMK Negeri 6 Jember diajukan dengan tujuan untuk
viii
mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa SMK pada bidang keuangan
berdasarkan masing-masing tahap dalam model Polya.
Pengambilan data dimulai tanggal 30 Maret sampai dengan 20 April 2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode tes, wawancara mendalam dan dokumentasi. Siswa
dikatakan berkemampuan rendah, sedang, atau tinggi jika tingkat kemampuannya
antara 0-60, 60-75, atau 75-100.
Dilihat dari jawaban siswa pada tes I, hasil yang diperoleh adalah semua siswa
tidak melalui tahap membuat rencana penyelesaian dan menelaah kembali. Adapun
secara keseluruhan tingkat kemampuan awal siswa dalam memecahkan permasalahan
adalah 0% atau tidak ada siswa yang berkemampuan tinggi, 42,86% atau 27 siswa
yang berkemampuan sedang, dan 57,14% atau 36 siswa yang berkemampuan rendah.
Dilihat dari hasil jawaban siswa pada tes II berdasarkan masing-masing tahap
dalam model Polya, secara keseluruhan 52,97% atau 34 siswa berkemampuan tinggi,
15,87% atau 10 siswa berkemampuan sedang dan 30,16% atau 19 siswa
berkemampuan rendah. Siswa yang tingkat kemampuannya tinggi, sedang dan rendah
dalam memahami masalah adalah 74,6% atau sebanyak 47 siswa, 15,87% atau
sebanyak 10 siswa, dan 9,52% atau sebanyak 6 siswa. Siswa yang tingkat
kemampuannya tinggi, sedang dan rendah dalam membuat rencana penyelesaian
adalah 52,97% atau sebanyak 34 siswa, 11,11% atau sebanyak 7 siswa, dan 34,92%
atau sebanyak 22 siswa. Siswa yang tingkat kemampuannya tinggi, sedang dan
rendah dalam melaksanakan rencana penyelesaian adalah 52,97% atau sebanyak 34
siswa, 14,29% atau sebanyak 9 siswa, dan 31,75% atau sebanyak 20 siswa. Siswa
yang tingkat kemampuannya tinggi, sedang dan rendah dalam menelaah kembali
adalah 23,81% atau sebanyak 15 siswa, 9,52% atau sebanyak 6 siswa, dan 66,67%
atau sebanyak 42 siswa. Pada permasalahan 1, semua siswa XI AK 1 menyelesaikan
permasalahan menggunakan rumus sedangkan siswa kelas XI PM 1, yang
menggunakan strategi penalaran/logika adalah sebanyak 25 orang. Pada
permasalahan 2, sebanyak 50 siswa menggunakan rumus sebagai strategi
ix
penyelesaiannya. Pada permasalahan 3, sebagian besar siswa mengunakan rumus
yaitu sebanyak 61 orang dan satu orang menggunakan penalaran. Pada permasalahan
4, sebanyak 36 siswa menggunakan strategi menyelesaikan masalah yang ekuivalen
sedangkan siswa yang langsung menggunakan rumus adalah sebanyak 8 orang. Pada
permasalahan 5 dan 6, hampir seluruh siswa menggunakan rumus sebagai strategi
penyelesaian.
Berdasarkan hasil analisis tersbut, diperoleh kesimpulan secara umum
mengenai persentase kemampuan pemecahan masalah siswa SMK Negeri 6 Jember
pada pokok bahasan matematika keuangan berdasarkan model Polya adalah 52,97%
siswa berkemampuan tinggi, 15,87% siswa berkemampuan sedang dan 30,16% siswa
berkemampuan rendah. Secara khusus, persentase siswa yang tingkat kemampuannya
tinggi, sedang dan rendah dalam memahami masalah secara berturut-turut adalah
74,6%, 15,87% dan 9,52%; persentase siswa yang tingkat kemampuannya tinggi,
sedang dan rendah dalam membuat renacana penyelesaian secara berturut-turut
adalah 52,97%, 11,11% dan 34,92%; persentase siswa yang tingkat kemampuannya
tinggi, sedang dan rendah dalam melaksanakan rencana penyelesaian secara berturutturut
adalah 52,97%, 14,29% dan 31.75%; persentase siswa yang tingkat
kemampuannya tinggi, sedang dan rendah dalam menelaah kembali secara berturutturut
adalah
23,81%,
9,52%
dan
66,67%.