Show simple item record

dc.contributor.authorMasrurotullaily
dc.date.accessioned2013-12-27T07:01:49Z
dc.date.available2013-12-27T07:01:49Z
dc.date.issued2013-12-27
dc.identifier.nimNIM110210181001
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13473
dc.description.abstractDi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kemampuan pemecahan masalah sangat ditekankan dalam pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan SMK merupakan lembaga pendidikan yang lebih fokus dalam membekali para siswa dengan keterampilan, sesuai dengan bidang yang dipilihnya. Kemampuan pemecahan masalah juga diperlukan untuk melatih diri siswa agar terbiasa menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupan yang semakin kompleks seperti pada bidang keuangan. Dalam bidang keuangan, orang yang menabung biasanya mendapatkan bunga sedangkan orang yang meminjam biasanya harus mengembalikan uang yang dipinjam dan membayar bunganya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Besar bunga yang diterima atau yang harus dibayar selama jangka waktu tertentu, dapat ditentukan melalui perhitungan. Namun, tidak hanya kemampuan perhitungan saja yang diperlukan, kemampuan pemecahan masalah juga harus dimiliki oleh seseorang agar saat dihadapkan pada permasalahan lain yang lebih rumit, orang tersebut dapat mengatasinya dengan baik. Model Polya adalah salah satu model pemecahan masalah yang terdiri atas tahap memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana, dan menelaah kembali. Pada tahap membuat rencana penyelesaian, terdapat berbagai macam strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, penelitian untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematika keuangan berdasarkan model Polya siswa SMK Negeri 6 Jember diajukan dengan tujuan untuk viii mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa SMK pada bidang keuangan berdasarkan masing-masing tahap dalam model Polya. Pengambilan data dimulai tanggal 30 Maret sampai dengan 20 April 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, wawancara mendalam dan dokumentasi. Siswa dikatakan berkemampuan rendah, sedang, atau tinggi jika tingkat kemampuannya antara 0-60, 60-75, atau 75-100. Dilihat dari jawaban siswa pada tes I, hasil yang diperoleh adalah semua siswa tidak melalui tahap membuat rencana penyelesaian dan menelaah kembali. Adapun secara keseluruhan tingkat kemampuan awal siswa dalam memecahkan permasalahan adalah 0% atau tidak ada siswa yang berkemampuan tinggi, 42,86% atau 27 siswa yang berkemampuan sedang, dan 57,14% atau 36 siswa yang berkemampuan rendah. Dilihat dari hasil jawaban siswa pada tes II berdasarkan masing-masing tahap dalam model Polya, secara keseluruhan 52,97% atau 34 siswa berkemampuan tinggi, 15,87% atau 10 siswa berkemampuan sedang dan 30,16% atau 19 siswa berkemampuan rendah. Siswa yang tingkat kemampuannya tinggi, sedang dan rendah dalam memahami masalah adalah 74,6% atau sebanyak 47 siswa, 15,87% atau sebanyak 10 siswa, dan 9,52% atau sebanyak 6 siswa. Siswa yang tingkat kemampuannya tinggi, sedang dan rendah dalam membuat rencana penyelesaian adalah 52,97% atau sebanyak 34 siswa, 11,11% atau sebanyak 7 siswa, dan 34,92% atau sebanyak 22 siswa. Siswa yang tingkat kemampuannya tinggi, sedang dan rendah dalam melaksanakan rencana penyelesaian adalah 52,97% atau sebanyak 34 siswa, 14,29% atau sebanyak 9 siswa, dan 31,75% atau sebanyak 20 siswa. Siswa yang tingkat kemampuannya tinggi, sedang dan rendah dalam menelaah kembali adalah 23,81% atau sebanyak 15 siswa, 9,52% atau sebanyak 6 siswa, dan 66,67% atau sebanyak 42 siswa. Pada permasalahan 1, semua siswa XI AK 1 menyelesaikan permasalahan menggunakan rumus sedangkan siswa kelas XI PM 1, yang menggunakan strategi penalaran/logika adalah sebanyak 25 orang. Pada permasalahan 2, sebanyak 50 siswa menggunakan rumus sebagai strategi ix penyelesaiannya. Pada permasalahan 3, sebagian besar siswa mengunakan rumus yaitu sebanyak 61 orang dan satu orang menggunakan penalaran. Pada permasalahan 4, sebanyak 36 siswa menggunakan strategi menyelesaikan masalah yang ekuivalen sedangkan siswa yang langsung menggunakan rumus adalah sebanyak 8 orang. Pada permasalahan 5 dan 6, hampir seluruh siswa menggunakan rumus sebagai strategi penyelesaian. Berdasarkan hasil analisis tersbut, diperoleh kesimpulan secara umum mengenai persentase kemampuan pemecahan masalah siswa SMK Negeri 6 Jember pada pokok bahasan matematika keuangan berdasarkan model Polya adalah 52,97% siswa berkemampuan tinggi, 15,87% siswa berkemampuan sedang dan 30,16% siswa berkemampuan rendah. Secara khusus, persentase siswa yang tingkat kemampuannya tinggi, sedang dan rendah dalam memahami masalah secara berturut-turut adalah 74,6%, 15,87% dan 9,52%; persentase siswa yang tingkat kemampuannya tinggi, sedang dan rendah dalam membuat renacana penyelesaian secara berturut-turut adalah 52,97%, 11,11% dan 34,92%; persentase siswa yang tingkat kemampuannya tinggi, sedang dan rendah dalam melaksanakan rencana penyelesaian secara berturutturut adalah 52,97%, 14,29% dan 31.75%; persentase siswa yang tingkat kemampuannya tinggi, sedang dan rendah dalam menelaah kembali secara berturutturut adalah 23,81%, 9,52% dan 66,67%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries110210181001;
dc.subjectModel Polyaen_US
dc.titleAnalisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Keuangan Berdasarkan Model Polya Siswa SMK Negeri 6 Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record