OPTIMASI KUANTITAS PRODUKSI ANEKA PRODUK OLAHAN BAWANG MERAH MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus di UD. Dua Putri Sholehah - Kabupaten Probolinggo)
Abstract
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang
diusahakan oleh petani secara intensif. Penduduk Indonesia mengkonsumsi
bawang merah mencapai 4,56 kg per kapita setiap tahun. Jawa Timur merupakan
salah satu provinsi yang memiliki potensi untuk menghasilkan bawang merah.
Salah satu wilayah penghasil bawang merah di Jawa Timur adalah Kabupaten
Probolinggo. Jadwal panen bawang merah di wilayah ini memasuki masa panen
yang melimpah sekitar bulan Juni hingga Desember. Salah satu industri di
Kabupaten Probolinggo yang bergerak dalam bidang pengolahan produk bawang
merah adalah UD. Dua Putri Sholehah. Jumlah permintaan produk bawang merah
di UD. Dua Putri Sholehah mengalami peningkatan hingga 40% dalam waktu dua
tahun terakhir (2010-2012). Meskipun UD. Dua Putri Sholehah telah mampu
memproduksi bawang goreng, camilan bawang goreng, kue kering, sambal bajak,
dan abon bawang, tetapi dalam pelaksanaannya, UD. Dua Putri Sholehah
memiliki beberapa kendala mengenai ketersediaan bahan baku, biaya produksi,
waktu produksi, dan laba, sehingga perlu dilakukan optimasi kuantitas produksi.
Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan jumlah optimal produksi aneka
produk olahan bawang merah.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode goal programming
dan proses pengolahan data menggunakan perangkat lunak LINDO. Dalam
penggunaannya, metode goal programming memiliki tiga komponen utama yaitu
penentuan sasaran kendala, variabel keputusan, dan fungsi tujuan. Sasaran
kendala berisi faktor-faktor yang mempengaruhi optimasi kuantitas produksi
adalah ketersediaan bahan baku, biaya produksi, waktu produksi, laba, dan jumlah permintaan. Variabel keputusan berisi tentang jumlah optimal produksi dari
produk bawang goreng original, camilan bawang goreng, kue kering, sambal
bajak, dan abon bawang. Fungsi tujuan berisi tentang bagaimana cara untuk
meminimalkan nilai penyimpangan dari masing-masing sasaran kendala. Variabel
penyimpangan tersebut terdiri dari deviasi atas (DA) dan deviasi bawah (DB).
Deviasi atas merupakan target nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
sasaran kendala sesungguhnya yang harus dicapai pelaku usaha guna
mengoptimalkan jumlah produksi. Sedangkan, deviasi bawah merupakan target
nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai sasaran kendala sesungguhnya
yang harus dicapai pelaku usaha guna mengoptimalkan jumlah produksi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan UD. Dua Putri Sholehah, bahwa
semula jumlah permintaan masing-masing produk seperti bawang goreng original
sebesar 147 kg, camilan bawang goreng sebesar 52,5 kg, kue kering sebesar 3 kg,
sambal bajak sebesar 2 kg, dan abon bawang sebesar 5 kg, namun setelah
dilakukan analisis dengan menggunakan goal programming, terjadi perubahan
jumlah permintaan hanya pada abon bawang menjadi 10 kg.
Hasil optimasi aneka produk olahan bawang merah yang sasaran
kendalanya tercapai adalah efisiensi waktu produksi dan pemaksimalan laba,
sedangkan ketersediaan bahan baku dan peminimalan biaya produksi tidak
mencapai sasaran. Guna mencapai produksi optimal, berdasarkan optimasi
software LINDO membutuhkan tambahan biaya produksi sebesar Rp. 204.300,00,
sedangkan laba yang diperoleh hanya meningkat sebesar Rp. 3.000,00, sehingga
proses perencanaan produksi dalam menentukan jumlah aneka olahan produk
bawang merah dengan menggunakan goal programming tidak tercapai.