Pendidikan Pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda Di Karesidenan Besuki Tahun 1901-1942
Abstract
Pendidikan awal bagi seorang anak adalah berasal dari orang tuanya dan
mendapatkan pendidikan di lingkungan tempat tinggal. Pada abad ke 4 Hindia
Belanda mendapat pengaruh ajaran dari Hindu Budha, yang lebih mengutamakan
pada pemujaan dewa-dewa. Abad ke 16 pengaruh ajaran Islam datang dan
menyebarkan agama Islam di Hindia Belanda. Penyebaran agama Islam di Hindia
Belanda dengan cara pendekatan yang tidak kaku, menggunakan bahasa daerah
masing-masing untuk lebih memahami agama, membuat masyarakat Hindia
Belanda banyak yang memeluk agama Islam.
Pada awal abad ke 19, setelah bangsa Belanda menguasai Hindia Belanda,
pendidikan mulai diperhatikan sehingga banyak sekolah-sekolah didirikan untuk
anak-anak Eropa. Setelah Politik Etis diberlakukan, pemerintah Hindia Belanda
mulai memperhatikan anak-anak pribumi asli dengan mendirikan sekolah-sekolah
rendah untuk mereka.
Permasalahan dalam penelitian ini antara lain, apa yang melatarbelakangi
pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah di Karesidenan Besuki?
Bagaimana pelaksanaan pendidikan di Karesidenan Besuki pada masa Pemerintah
Hindia Belanda? Bagaimana dampak perkembangan pendidikan di Karesidenan
Besuki pada masa Pemerintah Hindia Belanda terhadap masyarakatnya?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pemerintah
Hindia Belanda mendirikan sekolah di Karesidenan Besuki. Mengetahui
pelaksanaan atau sistem pendidikan di Karesidenan Besuki pada masa Pemerintah
Hindia Belanda. Mengkaji dampak perkembangan pendidikan di Karesidenan
Besuki pada masa pemerintah Hindia Belanda terhadap masyarakatnya.
xxii
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah.
Sumber yang didapatkan, yaitu sumber primer berupa lembaran negara
(staatsblad), laporan umum (verslag), surat keputusan (besluit) dan salinan
(afschrift). Sumber sekunder yaitu buku memori serah jabatan dan laporan
mengenai pendidikan di Jawa Timur. Sumber lainnya berupa skripsi, tesis,
laporan penelitian terdahulu.
Hasil dari penelitian ini adalah pendidikan yang diselenggarakan di
Karesidenan Besuki memunculkan banyak sekolah-sekolah yang didirikan di
daerah sekitar perkebunan. Hal itu karena Karesidenan Besuki merupakan salah
satu daerah penghasil tembakau terbaik, khususnya di Jember. Menjadi hal biasa
melihat daerah Karesidenan Besuki yang pada masa itu masih banyak perkebunan
tembakau daripada pemukiman warga. Adapun sekolah-sekolah yang didirikan
oleh pemerintah Hindia Belanda di Karesidenan Besuki, antara lain Tweede
Klasse School (Sekolah Kelas Dua), Volksschool (Sekolah Desa), Europe Lagere
School (ELS), Hollands Chinese School (HCS), Hollands Indische School (HIS),
Mulo Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), Normaalscholen voor de Opleiding
van Inlandsche Hulponderwijzers (Sekolah Guru Bantu Pribumi) dan
Normaalscholen voor de Opleiding van Inlandsche Hulponderwijzers (Kursus
Pelatihan Guru Bantu Pribumi).
Dampak dari adanya pendidikan di Karesidenan Besuki adalah masyarakat
pribumi dapat membaca, menulis dan berhitung sehingga bisa mendapatkan
pekerjaan yang menjamin hidup mereka. Konsekuensi yang diterima pemerintah
Hindia Belanda adalah mulai munculnya rasa nasionalisme yang dapat
menimbulkan pergerakan-pergerakan demi kemerdekaan negeri.