Show simple item record

dc.contributor.advisorENDRAYADI, Eko Crys
dc.contributor.advisorKRISNADI
dc.contributor.authorARLIANA, Paradita
dc.date.accessioned2020-12-23T04:56:29Z
dc.date.available2020-12-23T04:56:29Z
dc.date.issued2020-10-27
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/102912
dc.description.abstractPendidikan awal bagi seorang anak adalah berasal dari orang tuanya dan mendapatkan pendidikan di lingkungan tempat tinggal. Pada abad ke 4 Hindia Belanda mendapat pengaruh ajaran dari Hindu Budha, yang lebih mengutamakan pada pemujaan dewa-dewa. Abad ke 16 pengaruh ajaran Islam datang dan menyebarkan agama Islam di Hindia Belanda. Penyebaran agama Islam di Hindia Belanda dengan cara pendekatan yang tidak kaku, menggunakan bahasa daerah masing-masing untuk lebih memahami agama, membuat masyarakat Hindia Belanda banyak yang memeluk agama Islam. Pada awal abad ke 19, setelah bangsa Belanda menguasai Hindia Belanda, pendidikan mulai diperhatikan sehingga banyak sekolah-sekolah didirikan untuk anak-anak Eropa. Setelah Politik Etis diberlakukan, pemerintah Hindia Belanda mulai memperhatikan anak-anak pribumi asli dengan mendirikan sekolah-sekolah rendah untuk mereka. Permasalahan dalam penelitian ini antara lain, apa yang melatarbelakangi pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah di Karesidenan Besuki? Bagaimana pelaksanaan pendidikan di Karesidenan Besuki pada masa Pemerintah Hindia Belanda? Bagaimana dampak perkembangan pendidikan di Karesidenan Besuki pada masa Pemerintah Hindia Belanda terhadap masyarakatnya? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah di Karesidenan Besuki. Mengetahui pelaksanaan atau sistem pendidikan di Karesidenan Besuki pada masa Pemerintah Hindia Belanda. Mengkaji dampak perkembangan pendidikan di Karesidenan Besuki pada masa pemerintah Hindia Belanda terhadap masyarakatnya. xxii Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Sumber yang didapatkan, yaitu sumber primer berupa lembaran negara (staatsblad), laporan umum (verslag), surat keputusan (besluit) dan salinan (afschrift). Sumber sekunder yaitu buku memori serah jabatan dan laporan mengenai pendidikan di Jawa Timur. Sumber lainnya berupa skripsi, tesis, laporan penelitian terdahulu. Hasil dari penelitian ini adalah pendidikan yang diselenggarakan di Karesidenan Besuki memunculkan banyak sekolah-sekolah yang didirikan di daerah sekitar perkebunan. Hal itu karena Karesidenan Besuki merupakan salah satu daerah penghasil tembakau terbaik, khususnya di Jember. Menjadi hal biasa melihat daerah Karesidenan Besuki yang pada masa itu masih banyak perkebunan tembakau daripada pemukiman warga. Adapun sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda di Karesidenan Besuki, antara lain Tweede Klasse School (Sekolah Kelas Dua), Volksschool (Sekolah Desa), Europe Lagere School (ELS), Hollands Chinese School (HCS), Hollands Indische School (HIS), Mulo Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), Normaalscholen voor de Opleiding van Inlandsche Hulponderwijzers (Sekolah Guru Bantu Pribumi) dan Normaalscholen voor de Opleiding van Inlandsche Hulponderwijzers (Kursus Pelatihan Guru Bantu Pribumi). Dampak dari adanya pendidikan di Karesidenan Besuki adalah masyarakat pribumi dapat membaca, menulis dan berhitung sehingga bisa mendapatkan pekerjaan yang menjamin hidup mereka. Konsekuensi yang diterima pemerintah Hindia Belanda adalah mulai munculnya rasa nasionalisme yang dapat menimbulkan pergerakan-pergerakan demi kemerdekaan negeri.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JEMBERen_US
dc.subjectPendidikan Pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda di Karesidenan Besuki Tahun 1901-1942en_US
dc.titlePendidikan Pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda Di Karesidenan Besuki Tahun 1901-1942en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiILMU SEJARAH


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record