Efek Pemberian Pakan Ternak Berbahan Limbah Ampas Tahu dan Dedak Padi Terfermentasi pada Pertumbuhan Ayam Broiler
Abstract
Mahalnya harga pakan ayam pedaging ini karena sebagian besar bahan
baku ternak yang potensial belum bisa seluruhnya diproduksi dalam negeri seperti
bungkil kedelai, tepung ikan dan jagung sehingga naik turunnya harga pakan
ternak unggas lebih banyak bergantung pada harga bahan baku yang diimpor.
Tepung ikan 95% masih impor, sehingga harga dalam negeri sangat mahal.
Ketergantungan komponen impor bahan penyusun ransum yang semakin mahal
menyebabkan keterpurukan pada peternakan unggas. Oleh karena itu diperlukan
suatu usaha untuk mengefisienkan biaya pakan yaitu dengan memanfaatkan
beberapa limbah industri seperti limbah ampas tahu, dedak padi dengan
kandungan protein yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan pada unggas
dan juga mudah didapatkan dengan harga yang relatif murah.
Hasil analisa proksimat pada penelitian ini masing-masing adalah kadar
protein 13,10 %, kadar air 10,76 %, kadar abu 8,28 % dan kadar lemak 6,74 %.
Kandungan protein kasar terendah pada perlakuan dedak padi yang tidak
difermentasi yaitu 9,96 % dan tertinggi pada perlakuan lama waktu fermentasi
selama tujuh hari yaitu 10,36 %. Pengaruh pemberian pakan ampas tahu dan
dedak padi terfermentasi terhadap pertambahan berat badan harian ayam broiler
dari lima perlakuan dengan formulasi yang berbeda terdapat perlakuan terbaik
pada P3 dengan formulasi ransum 25% ATDPT : 75% komersil. Untuk nilai rerata
pertambahan berat badan harian ialah sebesar 66,875 g/hari dan rerata konversi
pakan sebesar 1,94 g/hari. Dari kelima perlakuan uji pakan ternak dengan
formulasi berbeda terdapat dua perlakuan yang efisien sebagai ransum tambahan
untuk pakan ayam broiler ialah P2 50% ATDPT : 50% komersil dan P3 25%
ATDPT : 75% komersil.