Analisis Efisiensi Energi Proses Pembuatan Tahu Berbahan Bakar Sekam Padi (Studi Kasus di Desa Tamanan, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso)
Author
HADI, Shandy Firman
Metadata
Show full item recordAbstract
Home industri tahu sebagai tempat penelitian merupakan sumber
penghasilan utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pemilik dan beberapa
karyawannya. Home industri tersebut masih menggunakan tungku tradisional
dengan bahan bakar limbah pertanian berupa sekam padi. Selama ini masih belum
ada yang menganalisis tentang keefisienan energi yang dihasilkan bahan bakar
tersebut dalam proses pemasakan bubur kedelai yang akan diolah menjadi tahu.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang analisis efisiensi energi
berbahan bakar sekam padi untuk mengetahui jumlah bahan bakar yang digunakan
maupun yang terbuang dalam proses pemasakan bubur kedelai dan mengetahui
faktor-faktor yang mengurangi efisiensi energi bahan bakar. Penelitian ini
dilaksanakan di Desa Tamanan Kecamatan Tamanan Kabupaten Bondowoso pada
pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2016. Untuk dapat mengetahui analisis
efisiensi energi bahan bakar Home Industri tahu maka dilakukan analisis dengan
tolak ukur yaitu kebutuhan bahan bakar sekam padi, pengukuran suhu bahan
olahan dan kebutuhan bubur kedelai. Hasil penelitian ini yang diperoleh meliputi
hasil pengukuran suhu tiap 2 menit yang menunjukkan peningkatan nilai suhu
seiring bertambahnya waktu pemasakan. Sehingga hubungan antara suhu bubur
kedelai dan waktu pemanasan dapat didekati dengan kurva pertumbuhan dengan
tiga persamaan yaitu, persamaan Hari Sabtu Wt = 100 – e (4,6412 - 0,1668 x),
Hari Minggu Wt = 100 – e (4,5013 - 0,128 x), dan Hari Senin Wt = 100 – e
(4,6051 – 0,1492 x) . Kebutuhan bahan bakar sekam padi untuk pemasakan bubur
kedelai yaitu pada Hari Sabtu 23,5 kg, Hari Minggu 25,7 kg, dan Hari Senin 24,3 kg. Berdasarkan nilai kebutuhan bahan bakar sekam padi dapat diketahui energi
bahan bakar sekam padi yang dibutuhkan untuk memasak bubur kedelai yaitu
pada Hari Sabtu 316,36 MJ, Hari Minggu 345,53 MJ dan Hari Senin 327,58 MJ.
Sedangkan energi yang termanfaatkan untuk memasak bubur kedelai diperoleh
dari penjumlahan energi untuk menaikkan suhu bubur kedelai dan energi untuk
menguapkan air saat proses pemasakan bubur kedelai. Nilai energi yang
termanfaatkan yaitu, pada Hari Sabtu, 91,17 MJ, Hari Minggu 77,08 MJ, dan Hari
Senin 69,98 MJ. Sehingga dari data energi bahan bakar dan energi yang
termanfaatkan diperoleh nilai efisiensi pada Hari Sabtu nilai efisiensi sebesar 29,3
%, Hari Minggu Sebesar 22,3% dan Hari Senin sebesar 21,3%. Berdasarkan hasil
penelitian, nilai rata-rata efisiensi tungku tradisional berbahan bakar sekam padi
pada home industri tahu tersebut adalah 24,32 % . Nilai tersebut menunjukkan
bahwa 24,32 % dari keseluruhan energi bahan bakar sekam yang dimanfaatkan
untuk memasak bubur kedelai dan sebanyak 75,68% dari keseluruhan energi
bahan bakar hilang atau terbuang ke lingkungan.