Karakterisasi Fisiko-Kimia Serbuk Ekstrak Polifenol Rosemary Sebagai Kopigmen Senyawa Antosianin Buah Duwet (Syzygium Cumini)
Abstract
Daun rosemary mengandung polifenol meliputi senyawa flavanoid dan
beberapa senyawa lain seperti asam carnosol, rosmadial, asam rosmaniat,
rosmaridipenol. Senyawa polifenol rosemary dapat dimanfaatkan sebagai
antioksidan dan kopigmen untuk senyawa antosianin. Penggunaan kopigmen ini
dapat meningkatkan intensitas warna dari senyawa antosianin. Ekstrak polifenol
rosemary hasil ekstraksi masih berbentuk cair. Ekstrak rosemary yang berbentuk
cair ini memiliki masa simpan yang pendek, sehingga perlu dikembangkan dalam
bentuk serbuk. Pembuatan serbuk polifenol rosemary dilakukan dengan proses
mikroenkapsulasi. Mikroenkapsulasi dapat menggunakan metode pengeringan
lapis tipis dan pengeringan beku. Bahan penyalut yang digunakan seperti
maltodekstrin, gum arab, dan β-siklodekstrin. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui karakteristik fisik dan kimia serbuk ekstrak polifenol rosemary serta
aplikasi serbuk ekstrak polifenol rosemary pada model minuman (pH 2,6; 3; 3,4;
4) yang mengandung antosianin buah duwet untuk mengetahui pengaruh terhadap
intensitas warna antosianin buah duwet.
Penelitian ini dilakukan 4 tahap. Tahap 1) persiapan bahan, 2) ekstraksi
polifenol, 3) pembuatan serbuk polifenol, 4) karakterisasi sifat fisik meliputi kadar
air, rendemen, higroskopisitas dan warna, serta sifat kimia meliputi kandungan
polifenol dan antioksidan. Pembuatan serbuk ekstrak polifenol rosemary
ditambahkan bahan penyalut maltodekstrin, gum arab dan β-siklodekstrin sebesar
10 % dengan pengeringan metode pengering beku dan lapis tipis.
Serbuk ekstrak polifenol rosemary memiliki warna kuning untuk
pengering beku dan warna kuning agak kecoklatan untuk pengering lapis tipis.
Hasil pengeringan warna menunjukkan nilai L (kecerahan) yang menggunakan
pengering lapis tipis berkisar antara 57,67-69,91 dan pengering beku berkisar
antara 68,29-72,63. Nilai C (chroma) yang menggunakan pengering lapis tipis
berkisar antara 21,33-23,57 dan pengering beku berkisar antara 19,04-24,95. Nilai
H (Hue) yang menggunakan pengering lapis tipis berkisar antara 64,17-74,92
dan
pengering beku berkisar antara 72,71-75,95
o
. Nilai H tersebut menunjukkan
bahwa serbuk ekstrak polifenol rosemary berwarna kuning kecoklatan. Nilai
rendemen yang menggunakan pengering lapis tipis berkisar antara 15,92-16,35
(%) dan pengering beku berkisar antara 15,49-15,87 %. Nilai kadar air yang
menggunakan pengering lapis tipis berkisar antara 9,48-10,55 (%) dan pengering
beku berkisar antara 7,65-9,18 (%). Penggunaan metode pengering lapis tipis
memiliki kadar air dan rendemen lebih tinggi. Nilai kandungan polifenol yang
menggunakan pengering lapis tipis berkisar antara 87,9-90,39 (mg GAE/mg) dan
pengering beku berkisar antara 91,09-91,32 (mg GAE/mg). Kandungan polifenol
menggunakan metode pengering beku lebih besar dari pada pengering lapis tipis.
Nilai aktifitas antioksidan yang menggunakan pengering lapis tipis berkisar antara
13,64-14,26 (mmol TE/g) dan pengering beku berkisar antara 14,61-14,95 (mmol
TE/g). Kapasitas antioksidan menggunakan metode pengering beku lebih besar
dari pada pengering lapis tipis. Serbuk ekstrak polifenol rosemary yang
diaplikasikan pada model minuman pH 2,6; 3; 3,4; dan 4 dapat meningkatkan
intensitas warna dari antosianin buah duwet dengan ditandai naiknya nilai
absorbansi yang diukur pada panjang gelombang antara 300-700 nm.