Kesenian Reyog Obyok di Desa Sumoroto Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2017
Abstract
Latar belakang pemilihan masalah penelitian ini yaitu kesenian Reog Obyok
merupakan kesenian yang menarik serta memiliki ciri khas sendiri dibanding
kesenian Reog pada umumnya. Keunikan yang dimiliki kesenian Reog Obyok yakni
terletak pada tarian jatil obyok dan musik pengiring. Selain itu kesenian ini
merupakan kesenian di Desa Sumoroto dimana desa ini dipercayai sebagai petilasan
dari kejaaan bantarangin yang merupakan cikal bakal kesenian Reog lahir.
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana latar
belakang munculnya kesenian Reog Obyok di Desa Sumoroto?; (2) bagaimana
dinamika kesenian Reog Obyok tahun 2008-2017 di Desa Sumoroto Kecamatan
Kauman Kabupaten Ponorogo ?. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan bagaimana latar belakang munculnya
kesenian Reog Obyok?; (2) Untuk menganalisis bagaimana dinamika serta
pekembangan kesenian Reog Obyok tahun 2008-2017 di Desa Sumoroto Kecamatan
Kauman Kabupaten Ponorogo?. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian sejarah yang langkahnya adalah heuristik, kritik, intepretasi, dan
historiografi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah antropologi
budaya dengan teori Fungsionalisme oleh Bronislaw Molinowski.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kesenian Reog Obyok merupakan
kesenian yang lahir ditengah masyarakat Ponorogo. Reog Obyok diciptakan oleh para
seniman Ponorogo dan dilestarikan serta dikembangkan oleh masyarakat sekitar.
Terciptanya Reog Obyok ini dikarenakan para seniman merasa terbatasi akan
kreatifitasnya dan menurunnya job pentas kesenian Reog akibat dari penetapan pakem dalam pementasan Reog oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Kesenian
Reog Obyok disini lebih diminati oleh masyarakat Ponorogo karena lebih bebas dan
lebih leluasa dalam pementasannya. Selain itu kesenian Reog Obyok merupakan
kesenian yang berkembang di kalangan masyarakat kelas menenggah kebawah baik
secara ekonomi maupun pendidikan. Hal ini menyebabkan kesenian Reog Obyok
lambat dalam perkembangannya.
Saran yang dapat diberikan mengenai keseimpulan tersebut adalah (1)Bagi
penulis, kiranya penilitian ini dapat dijadikan bahan dalam mengadakan penelitian
lanjutan dan lebih memperdalam tentang sejarah kebudayaan di Indonesia; (2) Bagi
seniman, seniman kesenian Reog Obyok tetap berusaha melestarikan kesenian
tradisional dengan merubah menjadi lebih menarik tanpa mengurangi ciri khas; (3)
Bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, hendaknya memperhatikan
sejarah kebudayaan lokal untuk menambah wawasan sebagai penunjang pengajaran
sejarah, khususnya dalam mengembangkan budaya lokal bagi generasi bangsa; (4)
Bagi masyarakat, hendaknya lebih mencintai kesenian tradisional lokal; (5) Bagi
pemerintah, upaya pelestarian kesenian Reog Obyok lebih ditingkatkan dan
diharapkan mampu kesenian lokal lainnya.