Pengawasan Proses Produksi Kain Tenun Ikat Pada Usaha Dagang Medali Mas Kediri
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh iklim usaka micro kecil dan menengah
(UMKM) diindonesia semakin baik dan bertambah jumlahnya dari tahun ketahun,
dari kesemua UMKM yang berkembang tersebut diantaranya adalah sub-sub
usaha tekstil dan fashion juga menunjukan tren yang positif. Salah satu sub-sub
usaha tekstil dan fashion ialah kain tenun ikat tradisional yang berada di Kota
Kediri. usaha tenun ikat tradisonal dikediri sudah berlangsung lama, saat ini
usaha-usaha tersebut sedang menunjukan tren yang positif yang sebelumnya pada
akhir 1998 mengalami kemunduran. UD. Medali Mas merupakan salah satu usaha
yang membuat tenun ikat tradisonal dari sekian banyak pelaku usaha di desa
Bandar Kidul Kota Kediri. Untuk bertahan dari persaingan yang ada tentunya
suatu usaha harus memperhatikan kualitas produk yang diciptakanya. Pada
fenomena lapang UD. Medali Mas dari tahun-ketahun iklim usahanya kian baik,
mesin-mesin yang bertambah dan produksi yang semakin bertambah. Namun
dalam kenaikan produksi tersebut masih terjadi ketidak standaran produk yang
kemungkinan diakibatkan adanya kendala ataupun penyimpangan pada proses
produksi. maka dari itu diperlukanya pengawasan produksi untuk mengurangi
kendala ataupun penyimpangan yang ada guna proses produksi berjalan dengan
efektiv dan efisien serta menghasilkan produk dengan standar yang diinginkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
pengawasan proses produksi kain tenun ikat yang dilakukan oleh UD. Medali
Mas. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif melalui pendekatan
kualitatif. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penentuan informan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposif, analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis domain dan taksonomi.
Pengawasan proses produksi yang dilaksanakan oleh UD. Medali Mas
adalah pada tahap masukan (input), transformasi (tansformation), dan keluaran
(output). Tahap input berkenaan dengan faktor-faktor produksi yang digunakan,
mulai dari bahan baku, bahan pembantu, SDM, dan Peralatan. Pada tahap
transformasi dilakukan pengawasan hanya pada beberap tahap saja yang
dilakukan dari 14 tahap inti yang ada yaitu pada bagian pewarnaan, pemintalan,
pencoletan, skeer, dan penenunan. Pada bagian output pengawasan dilakukan
dengan melihat kondisi kain tenun yang telah selesai dengan beberapa kriteria
yaitu: kondisi permukaan benang dan kerapian motif. tindak lanjut untuk produk
yang mengalami kecacatan akan dijadikan produk lain, selanjutnya untuk
menindak lanjutin kesalahan yang dilakukan oleh pekerja pemilik usaha
menerapkan teguran dan pemotongan upah.
` Dari hasil penelitian tersebut dapat ditemukan dari tahap-tahap yang ada
terjadi kendala ataupun penyimpangan yang muncul khususnya pada tahap
transformasi, tahap transformasi memiliki tahap yang panjang dan dikerjakan
secara tradisional. Benang putus, benang ruwel, benang yang belum kering
menjadi tantangan tersendiri untuk para pekerja, dan pengerjaan benang
sebelumnya akan berdampak pada tahap selanjutnya. Kesimpulan dari fenomena
tersebut UD. Medali Mas harus lebih baik lagi dalam melakukan pengawasan
proses produksi agar kecacatan kain tenun dapat diminimalisir sampai pada tahap
sekecil-kecilnya. Saran yang diberikan oleh peneliti pada UD. Medali Mas adalah
pengawasan transformasi harus lebih diperhatikan lagi dan membuat jadwal
pengawasan pada tiap tahapan produksi karena kendala atau penyimpangan kecil
yang diakibatkan akan berdampak pada tahap selanjutnya. Pemberian rumus atau
pembukuan rumus-rumus baru berkaitan warna yang pernah diciptakan
sebelumnya, hal itu dapat mempermudah pekerja dalam membuat warna