dc.description.abstract | Tuberculosis merupakan suatu penyakit kronik dan menular yang
disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Penyakit ini lebih sering
menyerang paru dari pada organ tubuh lainnyayang ditandai dengan batuk selama
2 minggu atau lebih, batuk disertai dengan gejala tambahan yaitu dahak, dahak
bercampur darah dan sesak nafas sehingga dapat terjadi penyempitan pada jalan
napas, penumpukan mukus atau lendir pekat secara berlebih bahkan obstruksi
jalan napas
Penelitian ini menggunakan metode laporan kasus terhadap 2 klien
tuberculosis paru dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara, pemeriksaan
fisik, dan observasi terhadap klien tuberculosis paru.
Hasil penelitian yang dilakukan penulis di rumah sakit dr.Haryoto
Lumajang pada proses keperawatan yaitu tahap pengkajian menunjukkan adanya
Suara napas tambahan ronki, perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan,
penurunan suara nafas, gelisah, sputum berlebih, mata terbelalak, orthopnea.
Intervensi yang dilakukan pada pasien tuberculosis paru yaitu manajemen jalan
napas, pengisapan lender, terapi oksigen, dan terapi tambahan berupa batuk efektif
dan latihan pernafasan dengan teknik memutar.
Pelaksanaan batuk efektif dan latihan pernafasan dilakukan sebanyak 1
kali sehari oleh penulis dengan waktu kurang lebih 15 menit, batuk efektif 15
menit dalam 5 kali pengulangan dan latihan pernafasan 6 menit dalam 2 kali
pengulangan.
Hasil dari penatalaksanaan latihan batuk efektif dan latihan pernafasan
dengan teknik memutar setelah 3 hari yaitu masalah teratasi (berhasil) dengan
kriteria hasil tercapainya nilai normal pada pola pernafasan, frekuensi nafas,
penurunan suara nafas tambahan
Rekomendasi bagi penulis selanjutnya yaitu dalam mengajarkan batuk
efektif dan latihan pernafasan dengan teknik memutar dilakukan secara efektif
sehingga masalah teratasi (berhasil) dalam pelaksanaan proses keperawatan dalam
mengoptimalkan status kesehatan klien terutama klien tuberculosis paru | en_US |