Karakteristik Pembakaran Difusi Solar Dengan Penambahan Biodiesel Minyak Ampas Kelapa (Cocos Nucifera )
Abstract
Biodiesel salah satu bagian biofuel yang dapat menggantikan bahan bakar
fosil saat krisis bahan bakar dan krisis polusi lingkungan. Ampas kelapa adalah
salah satu bahan baku berpotensi untuk dikonversi sebagai bahan bakar alternatif
biodiesel. Pemanfaatan ampas kelapa sebagai biodiesel karena mengandung
trigeliserida, tidak berkompetisi dengan kebutuhan pangan, dan juga bahan baku ini
mudah didapatkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pembakaran
difusi solar dengan penambahan biodiesel minyak ampas kelapa. Parameter yang
digunakan dalam penelitian yaitu temperatur api, tinggi api, dan kecepatan
pembakaran. Variasi komposisi bahan bakar yang akan digunakan dalam penelitian
yaitu B20 (80% solar dan 20% biodiesel), B30 (70% solar dan 30% biodiesel), dan
B40 (60% solar dan 40% biodiesel). Penleitian ini menggunakan metode
eksperimental dengan pembakaran difusi pada mini glass tube. Alat ukur yang
digunakan yaitu : termokopel untuk menentukan temperatur api dan kamera
digunakan untuk mengambil gambar api agar dapat menentukan tinggi api dan
kecepatan pembakaran. Pengambilan data temperatur api menggunakan termokopel
yang dipasang sebanyak 3 titik meliputi suhu atas api, suhu tengah api, dan suhu
bawah api. Pengambilan data tinggi api diperoleh dari gambar api yang dilakukan
pengukuran dengan bantuan software Image J. Data kecepatan pembakaran
didapatkan dengan mengetahui sudut api terlebih dahulu. Pengambilan data sudut
api diperoleh dari gambar api yang dilakukan pengukuran dengan bantuan software
Image J. Setelah mengetahui sudut api, kemudian melakukan perhitungan untuk
menentukan kecepatan pembakaran.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa semakin besar kandungan biodiesel
pada variasi bahan bakar maka semakin kecil nilai temperatur apinya. Nilai
temperatur api tertinggi pada bahan bakar B20 yaitu sebesar 769,2 ˚C. Nilai
temperatur api terendah pada bahan bakar B40 yaitu sebesar 267,9 ˚C. Semakin
besar kandungan biodiesel pada variasi bahan bakar maka semakin besar nilai tinggi
apinya. Nilai tinggi api tertinggi pada bahan bakar B40 yaitu sebesar 4,100 cm.
Nilai tinggi api terendah pada bahan bakar B20 yaitu sebesar 3,767 cm. Semakin
besar kandungan biodiesel pada variasi bahan bakar maka semakin kecil nilai
kecepatan pembakaran. Nilai kecepatan pembakaran tertinggi pada bahan bakar
B20 yaitu sebesar 0,015 cm/s. Nilai kecepatan pembakaran terendah pada bahan
bakar B40 yaitu sebesar 0,013 cm/s.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]