Ekspansi Bisnis Alibaba Group Holding Limited Ke Indonesia
Abstract
Ekspansi bisnis dalam artian perluasan operasi usaha ke negara lain atau luar negeri menjadi salah satu agenda yang strategis bagi suatu perusahaan. Hal itu dikarenakan, ekspansi ke luar negeri memiliki implikasi yang sangat penting dalam memaksimalkan pertumbuhan bisnis perusahaan tersebut. Alibaba Group Holding Ltd adalah satu dari sekian perusahaan multinasional (korporasi) yang saat ini bekembang pesat di bidang bisnis digital (e-commerce). Alibaba Group aktif melakukan ekspansi bisnis ke berbagai belahan dunia. Kawasan Eropa dan Amerika telah berhasil menjadi target ekspansinya. Sejak 2015, Alibaba Group mulai memperluas jaringan operasi bisnisnya ke kawasan Asia-pasifik. Dari negara-negara yang ada di kawasan Asia-pasifik, ternyata Indonesia menjadi bidikan pasar e-commerce utamannya. Bahkan Alibaba Group telah menyusun serangkaian strategi ekspansi yang agresif untuk mengawali ekspansinya ke Indonesia yaitu melalui investasi saham di Lazada dan Tokopedia hingga mencapai total dana mencapai nilai US$ 6,2 miliar, hingga menjadi ekspansi bisnis terbesarnya selama ke luar negeri (Crunchbase, 2019). Menjadikan Indonesia sebagai tujuan ekspansi bisnis terbesarnya, tentu memiliki nilai tersendiri yang dikejar oleh Alibaba. Pasalnya, tahun 2015 pasar e-commerce Indonesia hanya mencapai sebesar 0,6% (Singapore Post, 2015). Terlebih lagi, persoalan infrastruktur logistik untuk mendukung bisnis e-commerce di Indonesia masih tergolong lemah dan terbatas (Supriyadi et al, 2016). Sebenarnya Alibaba Group memiliki banyak pilihan negara-negara di kawasan Asia-pasifik yang memiliki pasar e-commerce jauh lebih besar yaitu diatas 5% dan ditopang oleh infrastruktur logistik serta ekosistem e-commerce yang jauh lebih baik, misalnya seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Untuk itu yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: “Mengapa Alibaba Group memutuskan untuk melakukan ekspansi bisnis terbesarnya ke Indonesia?”.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif yang sifatnya deskriptif analitis. Data dan informasi diperoleh melalui kajian pustaka `atau analisis dokumen (data sekunder) yakni berdasarkan sumber-sumber yang berasal dari buku, jurnal, artikel ilmiah, dan media masa cetak maupun elektronik. Data-data dan informasi tersebut kemudian dikategorikan, dikaitkan satu sama lainnya untuk kemudian dianalisis sehingga menghasilkan jawaban berupa argumen dari rumusan pertanyaan penelitian yang diajukan. Adapun beberapa kerangka teori yang digunakan untuk menganalisis alasan Alibaba Group Holding Ltd melakukan ekspansi bisnis terbesarnya ke Indonesia diantaranya yaitu motif “Market Seeking” dengan menggunakan dua indikator utama yaitu “Market Potential” dan “Market Openness” yang diperkenalkan oleh John Dunning (1993), “The Role of the Home Country Government” yang diperkenalkan oleh Karina Regina Vieira Bazuchi et al (2013) serta “State/Government Intervention Theory” yang diperkenalkan oleh Richard Grabowski (1994).
Berdasarkan hasil penelitian bahwa, Indonesia memiliki potensi pasar ecommerce yang terus tumbuh lebih kuat di masa depan. Potensi pasar yang lebih menjanjikan tersebut juga didukung dengan regulasi pemerintah Indonesia terkait dengan bisnis e-commerce jauh lebih terbuka bagi Alibaba Group. Hal itu semakin memberikan sinyal peluang yang sangat positif bagi Alibaba Group untuk melakukan ekspansi ke Indonesia. Namun demikian, potensi pasar dan keterbukaan pasar tidak hanya menjadi satu-satunya alasan Alibaba Group memilih Indonesia, melainkan juga adanya dua unsur politik yang berasal dari pemerintah home country (China) dan pemerintah host country (Indonesia). Adanya kepentingan pemerintah home country yaitu melalui kebijakan Presiden Xi Jinping terkait untuk menjadikan China sebagai pusat kekuatan ekonomi digital global melalui inisiatif “Digital Silk Road” yang telah mendorong Alibaba Group untuk berkekspansi ke Indonesia. Sementara itu, kepentingan pemerintah host country yaitu dari kebijakan Presiden Jokowi terkait untuk menjadikan Indonesia sebagai negara “Digital Economy” terbesar di kawasan Asia Tenggara pada 2020, yang pada akhirnya juga menarik keputusan Alibaba Group untuk melakukan ekspansi bisnis terbesarnya ke Indonesia.