Etnomatematika Pada Petilasan Prabu Tawang Alun di Rowo Bayu Banyuwangi Sebagai Lembar Kerja Siswa
Abstract
Matematika adalah ilmu yang dipelajari dalam berbagai jenjang pendidikan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi karena matematika adalah sumber dari segala ilmu. Matematika memiliki keterkaitan dengan budaya dan aktivitas sehari-hari yang disebut etnomatematika. Etnomatematika adalah budaya atau kebiasan dalam kehidupan masyarakat yang mengandung konsep atau unsur matematika. Salah satu budaya yang mengandung etnomatematika adalah petilasan prabu Tawang Alun yang berada di desa Bayu Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi. Petilasan prabu Tawang Alun adalah tempat bertapanya prabu Tawang Alun saat adiknya yang bernama Wiro Broto tewas dalam perang puputan bayu. Petilasan prabu Tawang Alun ini banyak dikunjungi masyarakat yang hendak napak tilas, sembahyang, atau sekedar ingin tahu sejarah dari cikal-bakal terbentuknya Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali etnomatematika pada petilasan prabu Tawang Alun di Rowo Bayu Banyuwangi yang dibuat Lembar Kerja Siswa (LKS) SMP kelas IX sesuai kurikulum 2013 terkait dengan etnomatematika pada petilasan prabu Tawang Alun di Rowo Bayu Banyuwangi. Pengambilan data penelitian ini dilakukan di Rowo Bayu yang berada di Desa Bayu Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi dan terfokus pada bentuk bangunan petilasan prabu Tawang Alun. Subjek dalam penelitian ini adalah satu orang penjaga petilasan prabu Tawang Alun yang mengetahui sejarah petilasan prabu Tawang Alun dan tiga orang ahli ukir bangunan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui adanya unsur atau konsep geometri yaitu bangun datar, bangun ruang, kesebangunan, kekongruenan, serta transfomasi geometri pada bangunan petilasan prabu Tawang Alun. Bangunan petilasan prabu Tawang Alun adalah bangunan yang menyerupai gapura atau candi yang terdiri atas beberapa komponen yaitu mahkota, tingkatan, badan, kaki/pondasi, dan tangga. Pada bangunan petilasan prabu Tawang Alun terdapat ukiran-ukiran yang ditempel untuk memperindah bentuk petilasan prabu Tawang Alun. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan informasi bahwa terdapat etnomatematika pada komponen dan ukiran petilasan prabu Tawang Alun. Adapun konsep matematika yang ada pada mahkota yaitu translasi. Konsep matematika yang terdapat pada tingkatan yaitu kesebangunan, bangun datar segitiga dan transformasi geometri dilatasi. Pada tingkatan petilasan prabu Tawang Alun terdapat ukiran yang mengandung konsep matematika kesebangunan, kekongruenan, bangun datar (persegi, persegi panjang, lingkaran), dan transformasi geometri (translasi, refleksi, dan dilatasi). Pada bagian badan petilasan prabu Tawang Alun terdapat konsep matematika kekongruenan, persegi panjang, dan refleksi. Badan petilasan prabu Tawang Alun memiliki ukiran yang memiliki konsep matematika kekongruenan, persegi panjang, lingkaran, dan refleksi. Kaki/pondasi petilasan prabu Tawang Alun memiliki konsep matematika kekongruenan, trapesium, dan refleksi. Tangga pada petilasan prabu Tawang Alun memiliki konsep matematika balok dan konsep dilatasi. LKS yang dihasilkan dari penelitian ini berupa ringkasan materi terkait unsur atau konsep geometri, deskripsi petilasan prabu Tawang Alun, panduan secara terstruktur, soal open ended tentang unsur atau konsep geometri, lembar kerja serta latihan soal dengan materi transformasi. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah agar menggali lebih dalam mengenai pembuatan bangunan petilasan prabu Tawang Alun yang memakai perhitungan kusale-kusali agar mengetahui lebih lengkap terkait konsep matematika yang digunakan.