dc.description.abstract | Sarekat Dagang Islam (SDI) pada saat pembentukannya yang merupakan cikal bakal SI yang tidak ada sebuah kepastian (Noer, 1980:115). Organisasi ini didirikan pada akhir tahun 1911 atau awal tahun 1912 di Surakarta. Secara umum diterima bahwa gerakan ini dibentuk oleh H. Samanhudi, seorang penguasa batik yang mampu di Kampung Lawean, Solo (Korver, 1985:11). Sarekat Dagang Islam memakai dasar Islam. Islam diupayakan mampu mengganti tatanan pemerintahan Hindia Belanda yang deskriminatif. Selain itu, Islam dijadikan sebagai pembanding dari sistem pemerintahan Hindia Belanda. Dengan dasar Islam, SDI mampu tersebar luas tanpa terhalang oleh batas teritorial, suku, dan ras yang ada di Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana latarbelakang terjadinya Konflik Perpecahan Sarekat Islam tahun 1914-1936?; (2) bagaimanakah peran Haji Agus Salim dalam menyelesaikan konflik internal dalam Sarekat Islam tahun 1914-1936?; dan (3) bagaimanakah dampak peran Haji Agus Salim dalam menyelesaikan konflik internal dalam Sarekat Islam tahun 1914-1936?. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk menganalisis latarbelakang terjadinya Konflik perpecahan Sarekat Islam tahun 1914-1936.; (2) untuk menganalisis peran Haji Agus Salim dalam menyelesaikan konflik internal dalam Sarekat Islam tahun 1914-1936; dan (3) untuk menganalisis dampak peran Haji Agus Salim dalam menyelesaikan konflik internal dalam Sarekat Islam tahun 1914-1936. Manfaat dari penelitian ini adalah: (1) bagi peneliti, sebagai latihan dalam penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah, latihan berfikir dan memecahkan masalah secara kritis dan logis, serta memperdalam pengetahuan tentang peran Haji Agus Salim dalam menyelesaikan konflik internal dalam Sarekat Islam tahun 1914-1936; (2) bagi mahasiswa pendidikan sejarah, dapat menambah pengetahuan tentang peran Haji Agus Salim dalam menyelesaikan konflik internal dalam Sarekat Islam tahun 1914-1936; dan (3) bagi almamater, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuansebagai wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Dharma Penelitian; Jenis penelitian ini adalah penelitian sejarah Yokoh Perjuangan Bangsa Indonesia. Subyek dalam penelitian ini adalah Peran Haji Agus Salim dalam Penyelesaian Konflik Perpecahan dalam Sarekat Islam Tahun 1914-1936. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Sejarah yang meliputi Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Kesimpulan dala penelitian ini bahwa konflik yang terjadi dalam tubuh Sarekat Islam disebabkan oleh perbedaan ideology perjuangan antara SI Putih dan SI Merah. Sarekat Islam Putih, yaitu yang masih setia pada pimpinan dwitunggal HOS. Cokroaminoto dan Haji Agus Salim, sedangkan Sarekat Islam Merah mengikuti jejak Semaun dan Darsono yang menggantikan nama organisasinya Sarekat Rakyat sebagai onderbouw (susunan bawah) dari partai Komunis India. Cabang-cabang Sarekat Islam Merah memisahkan diri sebagai akibat penerapan disiplin partai yang melarang seseorang menjadi anggota lebih dari satu partai. Konflik dalam pergerakan Sarekat Islam berdampak pada terpecahnya Sarekat Islam menjadi dua, yaitu Sarekat Islam Putih dan Sarekat Islam Merah. Fokus dari Sarekat Islam Putih adalah beralih dalam bidang pertahanan dan pembangunan Islam dan persatuan Umat Islam. Dampak selanjutnya Haji Agus Salim kemudian melancarkan gerakan Pan Islamisme. Maksudnya untuk mencari hubungan dan menghimpun segala kekuatan Islam yang ada di Indonesia dan mencari juga hubungan dengan gerakan Islam di luar negeri, sehingga dengan demikian Sarekat Islam mempunyai jiwa internasional. Untuk mewujudkan gerakan Pan Islamisme ini Sarekat Islam mencari bantuan kepada Muhammadiyah. | en_US |