Pengaruh Pemberian Gel Ekstrak Proantosianidin Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.) Terhadap Jumlah Sel Fibroblas dan Pembuluh Darah Pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Tikus
Abstract
Pencabutan gigi adalah suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Akibat dari pencabutan gigi ini adalah rusaknya jaringan periodontal dan pembuluh darah di sekitar gigi yang memicu respon tubuh sehingga menyebabkan terjadinya proses penyembuhan luka. Pada umumnya, proses penyembuhan luka terdiri dari fase inflamasi, proliferasi dan remodeling. Namun apabila reaksi inflamasi yang terjadi berlebihan dapat menghambat proses penyembuhan. Di sinilah antiinflamasi sangat berperan untuk mempersingkat inflamasi ke tahap selanjutnya. Salah satu bahan alami yang memiliki potensi untuk mempercepat penyembuhan luka adalah kulit buah kakao. Di Jember merupakan salah satu produsen biji kakao terbesar di pulau Jawa. Selama ini pemanfaatan dari kakao hanya diambil bijinya saja, sedangkan kulit buahnya belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga menjadi limbah yang merugikan. Kulit buah kakao memiliki beberapa kandungan, diantaranya proantosianidin yang merupakan komponen polifenol terbanyak pada kakao yaitu sebesar 58%. Proantosianidin memiliki berbagai macam manfaat, salah satunya adalah sebagai antiinflamasi. Sehingga mampu mempcepat poses penyembuhan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah experimental laboratories dengan rancangan penelitian the post test only control group design. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2019 sampai dengan bulan Desember 2019. Sampel yang digunakan sebanyak 24 ekor tikus wistar jantan yang dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol positif yaitu dengan diberi gel oxyfresh, kelompok kontrol negatif yang diberi gel placebo dan kelompok perlakuan yang diberi gel ekstrak proantosianidin kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) 100 mg/ml. Kemudian masing-masing kelompok dibagi menjadi 2 sub kelompok yaitu kelompok hari ke 7 dan 14. Hewan coba dianastesi kemudian dilakukan tindakan pencabutan pada gigi molar satu kiri rahang bawah. Kemudian lakukan aplikasi gel sebanyak satu kali sehari selama 7 dan 14 hari sesuai kelompok hewan. Selanjutnya dilakukan eutanasia dilakukan pada hari ke-7 dan ke-14 sesuai kelompok perlakuan, lalu lakukan pemotongan rahang bawah tikus dengan arah bukolingual, dilanjutkan dengan pembuatan jaringan secara histologis. Pemeriksaan histologi fibroblas dan pembuluh darah dilakukan pengamatan pada soket dengan pembesaran 400x sebanyak 3 lapang pandang yaitu pada puncak soket bukal, puncak soket bukal dan apikal soket, yang dilakukan oleh 3 pengamat pada daerah yang sama. Pada sel fibroblas setelah dilakukan pengamatan pada 3 lapang pandang kemudian dilakukan pengambilan gambar dan dimasukan ke dalam aplikasi imageJ untuk mengetahui jumlah sel fibroblas.
Data dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk, uji homogenitas menggunakan Levene-Test. Data yang diperoleh karena berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji parametrik OneWay Anova dan dilanjutkan uji LSD (Least Significant Difference). Jumlah fibroblast dan Pembuluh darah paling tinggi yaitu pada kelompok kontrol positif yang diberi gel Oxyfresh, kemudian pada kelopok perlakuan yang diberi gel ekstrak proantosianidin kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) 100 mg/ml, dan yang terakhir pada kelompok kontrol negatif yang diberi gel Placebo. Pada hasil uji LSD (Least Significant Difference) menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol positif yang diberi gel Oxyfresh dan pada kelopok perlakuan yang diberi gel ekstrak proantosianidin kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) 100 mg/ml. Sehingga kesimpulannya adalah gel ekstrak proantosianidin kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) 100 mg/ml mampu meningkatkan jumlah fibroblas dan pembuluh darah.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]