Penelusuran dan Isolasi Fungi Tanah Muara Pelabuhan Besuki Serta Skrining Aktivitas Antibakteri Terhadap Pseudomonas Aeruginosa
Abstract
Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan di negara berkembang yang kerap menyebabkan kematian di seleruh dunia termasuk Indonesia yang disebabkan salah satunya oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa. Penyakit infeksi oleh bakteri dapat diterapi menggunaan antibotik, namun penggunaan antibiotik yang kurang tepat telah memberikan kontribusi signifikan terhadap munculnya kasus resistensi yang menyebabkan obat kehilangan kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Resistensi tersebut membuat penemuan alternatif antibiotik baru untuk melawan penyakit infeksi akibat bakteri menjadi sangat diperlukan. Salah satu penemuan antibiotik dapat bersumber dari fungi. Penelitian antibakteri dari fungi masih minim dilakukan salah satunya fungi dari tanah muara. Hal ini menunjukkan penelitian antibakteri dari fungi tanah muara masih sangat diperlukan sebagai bentuk pencarian alternatif antibiotik baru.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pada penelitian ini dilakukan penelusuran dan isolasi fungi dari tanah muara Pelabuhan Besuki serta menelusuri aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa. Didapatkan 7 isolat fungi berjenis khamir yang berhasil didapatkan dari sampel tanah muara Pelabuhan Besuki, sampel tersebut kemudian diberi kode IS-PB-A1, IS-PB-A2, IS-PB-A3, IS-PB-T1, IS-PB-T2, IS-PB-B1, IS-PB-B2. Isolat tersebut kemudian diuji antagonis dengan P.aeruginosa. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa 7 isolat berpotensi memiliki aktivitas antibakteri yang ditunjukkan dengan nilai diameter zona hambat bakteri. Isolat kemudian difermentasi dengan metode batch fermentation untuk memperoleh metabolit sekunder fungi. Hasil fermentasi selanjutnya diektraksi untuk memisahkan fungi dari fase air yang tidak diperlukan dalam penelitian.
Ekstrak yang dihasilkan diuji aktivitas antibakterinya menggunakan metode mikrodilusi untuk menentukan persen penghambatan pertumbuhan bakteri P.aeruginosa. Kontrol positif yang digunakan yaitu gentamisin, sedangkan kontrol negatif ekstrak yaitu DMSO 1% dalam media. Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri sampel dengan kode IS-PB-A2 menunjukkan nilai persen penghambatan tertinggi (84,7 ± 1,4 %) sedangkan nilai persen penghambatan terendah dihasilkan oleh sampel dengan kode IS-PB-T2 (30,5 ± 3,3 %). Pengujian aktivitas antibakteri dalam penelitian ini menunjukkan sampel ekstrak fungi tanah yang diisolasi dari tanah muara Pelabuhan Besuki Situbondo dapat dinyatakan berpotensi sebagai antibakteri, namun belum bisa disimpulkan aktivitasnya karena dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait nilai IC50 dari masing-masing sampel
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]