Show simple item record

dc.contributor.advisorHANIM, Anifatul
dc.contributor.advisorPRIANTO, Fajar Wahyu
dc.contributor.authorANDARI, Wahyu Sri
dc.date.accessioned2020-07-05T13:06:27Z
dc.date.available2020-07-05T13:06:27Z
dc.date.issued2020-02-20
dc.identifier.nimNIM150810101130
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99557
dc.description.abstractPertanian adalah proses produksi yang didasarkan pada pertumbuhan tanaman dan termasuk industri primer yang didalamnya terdapat pengorganisasian sumber daya tanah, air, mineral, serta modal dalam berbagai bentuk pengelolaan, mulai dari tenaga kerja untuk memproduksi dan memasarkan berbagai barang yang diperlukan oleh manusia (Hanafie, 2010). sektor pertanian menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian meningkat, meningkatkan permintaan produk industri sehingga mendorong perluasan sektor sekunder dan tersier, memberikan tambahan devisa untuk impor barang-barang modal bagi pembangunan, meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah, dan memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan (Jhingan, 2014:362). Teori pembangunan berkaitan erat dengan strategi pembangunan, yakni perubahan struktur ekonomi dan pranata sosial yang diupayakan untuk menemukan solusi yang konsisten bagi persoalan yang dihadapi. Berbagai pendekatan menyangkut tema-tema kajian tentang pembangunan, satu diantaranya adalah mengenai isu pembangunan wilayah. Pengembangan wilayah merupakan proses perumusan dan pengimplementasian tujuan-tujuan pembangunan dalam skala supra urban. Pembangunan wilayah pada dasarnya dilakukan dengan menggunakan sumber daya alam secara optimal melalui pengembangan ekonomi lokal, yaitu berdasarkan kepada kegiatan ekonomi dasar yang terjadi pada suatu wilayah. Kecamatan Ambulu merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Jember yang memiliki potensi untuk pengembangan sektor pertanian. Dalam pengembangan sektor pertanian di Kecamatan Ambulu terdapat subsektor dari hasil produksi pertanian yakni tanaman pangan dan holtikultura. Adapun komoditas yang tergolong dalam kategori tanaman pangan adalah padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Target produksi dari komoditas ini dalam rangka meningkatkan kontribusi terhadap pencapaian swasembada pangan nasional sekaligus upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Jember. Dalam 5 tahun terakhir Kabupaten Jember sebagai pemasok padi terbesar se-Provinsi Jawa Timur bahkan nasional dimana Kecamatan Ambulu merupakan wilayah yang dinobatkan sebagai lumbung padinya Kabupaten Jember itu sendiri maupun dalam tingkat Provinsi Jawa Timur. Namun, data yang didapat di lapangan berbeda yaitu produksi tanaman pangan terbesar di Kecamatan Ambulu adalah komoditas jagung. Hal ini dikarenakan adanya faktor yang menjadi pemicu utama yaitu perubahan cuaca/iklim yang tidak menentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor basis dan nonbasis komoditas tanaman pangan serta prioritas strategi pengembangan tanaman pangan di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara dan kuesioner dengan sampel 25 responden dan menggunakan teknik triangulasi sebagai uji keabsahan/validitas data. Sumber informasi tersebut merupakan para pemangku kepentingan (stakeholder) baik pemerintah maupun non pemerintah. Stakeholder yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini adalah 4 narasumber yang mewakili stakeholder dari unsur pemerintah daerah yaitu Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Jember, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember, UPTD Pertanian Kecamatan Ambulu, dan Koordinator Kelompok Tani Kecamatan Ambulu. Fokus penelitian ini menggunakan metode analisis Location Quotient (LQ) untuk mengetahui sektor basis dan non-basis komoditas tanaman pangan di Kecamatan Ambulu dan Analitical Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui prioritas strategi pengembangan tanaman pangan di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil penelitian Strategi Pengembangan Tanaman Pangan Unggulan di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember yang menggunakan analisis Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa yang menjadi sektor basis di Kecamatan Ambulu adalah sektor jagung dengan indeks LQ rata-rata 2,02, sektor basis di Kabupaten Jember adalah sektor padi dengan indeks LQ rata-rata 1,19, sektor jagung dengan indeks LQ rata-rata 1,03, sektor kedelai dengan indeks LQ rata-rata 1,15. Hasil Analisis Hierarki Proses (AHP) dapat disimpulkan bahwa prioritas strategi pengembangan tanaman pangan di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember secara berurutan adalah peningkatan nilai tambah dan daya saing tanaman pangan dengan nilai 0,283 dengan strategi hirarki kedua adalah perlindungan harga bagi petani (0,579), pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian dengan nilai 0,262 dengan strategi hirarki kedua adalah penyediaan dan pengembangan benih/bibit unggul (0,404), penguatan peran dan fungsi kelembagaan petani dengan nilai 0,224, dengan strategi hirarki kedua adalah peningkatan SDM petani (0,547), pengembangan infrastruktur pertanian dengan nilai 0,130 dengan strategi hirarki kedua adalah pemeliharaan infrastruktur irigasi (0,479) dan terakhir pengembangan teknologi pertanian dengan nilai 0,101 dengan strategi hirarki kedua adalah inovasi alat dan mesin pertanian (0,413).en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISen_US
dc.subjectStrategi Pengembanganen_US
dc.subjectSektor Basisen_US
dc.subjectTanaman Panganen_US
dc.subjectLocation Quotienten_US
dc.subjectAnalitical Hierarchy Processen_US
dc.titleStrategi Pengembangan Tanaman Pangan di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jemberen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiEkonomi Pembangunan
dc.identifier.kodeprodi0810101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record