Profil Siswa dalam Memecahkan Soal Cerita Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Ditinjau dari Kemampuan Matematika
Abstract
Profil pemecahan masalah merupakan gambaran secara umum mengenai kegiatan memecahkan masalah matematika yang dilakukan oleh siswa dengan menggunakan tahapan pemecahan masalah model IDEAL yang terdiri dari lima langkah yaitu mengidentifikasi masalah, mendefinisikan masalah, mencari solusi, melaksanakan strategi, dan mengkaji kembali serta mengevaluasi pengaruhnya. Soal cerita matematika merupakan soal yang diberikan kepada siswa dalam bentuk cerita yang telah dimodifikasi dari soal-soal hitungan yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi pembelajaran matematika yang dapat diimplementasikan dalam bentuk soal cerita yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari adalah materi aritmatika sosial. Kemampuan matematika yang dimiliki setiap siswa ada yang sama dan ada pula yang berbeda sehingga kemampuan setiap siswa dapat dikategorikan pada kriteria kemampuan matematika. Penentuan pengelompokan kemampuan siswa menjadi tiga tingkatan ini berlandaskan pada konsep dasar yang mengatakan bahwa distributor skor-skor hasil belajar siswa pada umumnya membentuk kurva normal (kurva simetrik), dimana siswa terletak dibagian tengah kurva sebagai kelompok yang masuk kategori sedang, siswa yang berada dibawah kurva masuk kategori rendah, dan siswa yang berada di atas kurva masuk kategori tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil siswa dalam memecahkan soal cerita pokok bahasan Aritmatika Sosial ditinjau dari kemampuan matematika. Hal yang mendasari penelitian ini dilakukan yaitu masih banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dikuasai dan hal tersebut sebagian besar disebabkan oleh cara guru dalam menyampaikan pembelajaran, sehingga diharapkan adanya penelitian ini bisa menjadi panduan guru untuk menyusun pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII D SMPN 1 Jember dimana penelitian ini dimulai pada tanggal 29 Oktober 2019 – 5 November 2019. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan wawancara, dimana tes yang digunakan yaitu tes kemampuan matematika untuk menentukan kemampuan matematika yang dimiliki siswa dan tes pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil validasi soal tes kemampuan matematika dan pedoman wawancara didapatkan rerata (𝑉𝑎) sebesar 2,86. Untuk tes pemecahan masalah didapatkan rerata (𝑉𝑎) sebesar 2,85. Tes kemampuan matematika diberikan kepada seluruh siswa di salah satu kelas VIII yang kemudian dikelompokkan menjadi 3 kemampuan yaitu 2 siswa untuk masing-masing kemampuan matematika. Soal tes yang sudah dinyatakan valid dapat dibeikan kepada subjek penelitian sebagai instrumen tes. Hasil pekerjaan siswa kemudian dianalisis berdasarkan lima tahap model IDEAL, langkah selanjutnya dilakukan wawancara terhadap subjek penelitian yang dipilih yakni 2 siswa berkemampuan matematika tinggi, 2 siswa berkemampuan matematika sedang dan 2 siswa berkemampuan matematika rendah.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap tes pemecahan masalah dan wawancara didapatkan secara umum siswa siswa berkemampuan matematika tinggi mampu memenuhi semua indikator tahap pemecahan masalah model IDEAL dari tahap 1 sampai 5, dan cenderung mampu melakukan perhitungan dengan lengkap sehingga hasil akhir yang didapatkan tepat. Siswa berkemampuan matematika sedang memenuhi semua indikator tahap pemecahan masalah model IDEAL dari tahap 1 sampai 5, dan dapat menemukan hasil akhir yang tepat walaupun perhitungan yang dilakukan kurang lengkap. Siswa berkemampuan matematika rendah tidak dapat memenuhi semua indikator tahap pemecahan masalah model IDEAL, siswa berkemampuan matematika rendah hanya mampu memenuhi semua indikator tahap pertama. Siswa berkemampuan matematika rendah dan cenderung tidak menuliskan langkah-langkah untuk memecahkan permasalahan, pada tahap melaksanakan strategi siswa berkemampuan matematika rendah juga tidak mampu mendapat hasil akhir secara benar dan banyak kesalahan hitung.