dc.description.abstract | Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia
berkembang dengan pesat, diikuti dengan kemunculan industri digital atau
perusahaan startup. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aspek utama dalam
keberhasilan sebuah startup, dan suatu aset organisasi yang sangat vital guna
mencapai tujuan dari sebuah organisasi, kepuasan kerja merupakan salah satu
faktor penting guna mendapatkan hasil kerja yang optimal. Kepuasan kerja adalah
suatu perasaan positif terhadap pekerjaan yang dilakukan. Stres kerja dan
kompensasi kerja merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.
Di Indonesia terdapat satu-satunya startup yang telah berstatus decacorn yaitu,
GO-JEK. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada 30 driver GO-JEK diketahui
bahwa sebagian besar driver memiliki stres kerja sedang, dan menyatakan bahwa
kompensasi yang didapatkan masih kurang dan tidak dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari, serta mayoritas driver memiliki kepuasan kerja tingkat sedang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah stres kerja dan
kompensasi finansial memiliki hubungan dengan kepuasan kerja. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional
pada komunitas Driver GO-JEK di Kota Jember, dengan populasi yang digunakan
sebanyak 31 komunitas GO-JEK dengan 611 anggota driver dan sampel yang
diperoleh sebanyak 90 driver. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa kuesioner untuk mengukur kepuasan kerja, stres kerja, dan
kompensasi finansial. Penelitian ini menggunakan uji analisis Chi-Square guna
mengetahui hubungan antar variabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel independen dalam
penelitian ini meliputi: usia, masa kerja, status pekerjaan, stres kerja, dan
kompensasi finansial berhubungan dengan kepuasan kerja, dengan nilai p-value <
α (0,05) yakni, usia p-value = 0,006 , masa kerja p-value = 0,003, status
pekerjaan p-value = 0,012, stres kerja p-value = 0,019 serta kompensasi finansial
dengan p-value = 0,008. Stres kerja driver paling banyak berada pada tingkat stres
sedang, yang dipengaruhi oleh indikator beban kerja, serta harapan dan target
driver terhadap pekerjaan; kompensasi finansial driver sebagian besar berada pada
kategori kompensasi finansial cukup, yang dipengaruhi oleh penurunan
kompensasi finansial yang diperoleh; dan kepuasan kerja driver paling banyak
berada pada kategori sedang, yang dipengaruhi oleh indikator kepuasan terhadap
rekan kerja.
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah PT. GO-JEK perlu
memberikan perhatian pada driver GO-JEK guna meningkatkan kepuasan kerja
driver, dengan melibatkan driver dalam setiap pembuatan kebijakan baru, agar
menciptakan keadilan bagi kedua belah pihak guna mengurangi terjadinya stres
pada driver; memperbaiki sistem operasi aplikasi terkait suspensi dan pemutusan
kemitraan agar lebih transparan, adil, dan objektif, guna mengurangi terjadinya
stres kerja pada driver. Bagi driver, melakukan istirahat yang cukup, serta mampu
mengatur waktu kerja secara baik, guna menghindari waktu kerja yang berlebihan
dalam mencapai target dan mendapatkan bonus harian. Peneliti selanjutnya
diharapkan melakukan penelitian dan analisis variabel lain yang belum diteliti
pada penelitian ini seperti : Beban kerja, Motivasi kerja, Safety riding, Konflik
Kerja, maupun Kelelahan Kerja pada driver GO-JEK. | en_US |