dc.description.abstract | Gizi kurang disebabkan karena konsumsi gizi yang tidak mencukupi kebutuhannya dalam waktu tertentu. Kekurangan berat badan pada anak yang sedang tumbuh merupakan masalah serius (Adriyani, 2014:237). Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang balita secara nasional menurut indikator BB/U pada tahun 2013 adalah 19,6%, terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4%) dan tahun 2010 (17,9%) terlihat meningkat. Untuk mencapai sasaran MDG tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan sebesar 4.1% dalam periode 2013 sampai 2015 (Riskesdas, 2013:252) Persentase gizi kurang berdasarkan indikator BB/U terdapat 5,71% pada tahun 2012 (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2012:67). Berdasarkan hasil PSG tahun 2014, Jawa Timur sudah berhasil mencapai angka dibawah target MDGs (15,0%) dan Renstra (15,0%) yakni sebesar 12,3% (Berat Badan Kurang 10,3% dan Berat Badan Sangat Kurang 2,0%) (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2014:28). Kasus gizi kurang di Kabupaten Jember tahun 2017 sebanyak 7,69%. Wilayah kerja Puskesmas Sumbersari menjadi yang tertinggi ketiga yaitu 18,24% sedangkan pada tahun sebelumnya cenderung rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola asuh dan tingkat konsumsi pada balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini sebanyak 60 balita, sampel yang digunakan yaitu total sampling dan respondennya (ibu/pengasuh balita)sebanyak 46 Responden. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner mengenai karakteristik balita, karakteristik keluarga dan pola asuh. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember yaitu karakteristik balita adalah 74% balita berusia 12-24 bulan, berjenis kelamin laki-laki 61% dan berat badan lahir rendah 50%. Sedangkan karakteristik ibu meliputi pendidikan ibu 96,8% tamat SMA, 74%. Ayah bekerja 100% pekerjaan Ayah mayoritas yaitu swasta sebanyak 59% (27 orang), ibu sebagai ibu rumah tangga 61% memiliki pengetahuan baik 48%, pendapatan <UMK 54%, keluarga kecil 48%. sedangkan karakteristik keluarga Pola asuh meliputi kelengkapan imunisasi semua lengkap 100%, pemberian kolostrum 89%, pemberian ASI Ekslusif 52%, pemberian MPASI secara tepat 61% yang terdiri dari usia pemberian MP-ASI yang tepat 61%, frekuensi pemberian yang tepat 43%, jenis pemberian MP-ASI yang tepat 85%. Tingkat konsumsi energi >AKG 43%, protein >AKG 50%, lemak >AKG 39% dan karbohidrat >AKG 48% Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yaitu Bagi Puskesmas yaitu membahas rencana kunjungan rumah untuk meningkatkan pemantauan pertumbuhan Balita Gizi Kurang dalam Minlok internal, Kerjasama sinergitas antara bagian gizi dengan Bidan Desa untuk menyusun program yang efektif dan efisien untuk pencegahan dan penanggulangan Gizi Kurang Tenaga gizi menyusun siklus menu sesuai dengan kebutuhan gizi balita dan didistribusikan melalui Posyandu, Puskesmas mengadakan pelatihan pemberian ASI eksklusif, penyusunan menu gizi seimbang dan demo masak terkait pemberian MP-ASI yang baik dan benar sesuai dengan Usia, jenis, frekuensi dan jumlah pemberian MP-ASI serta pola asuh gizi pada umumnya. Selain itu juga diadakan peningkatan keterampilan bagi kader posyandu untuk mengoptimalkan fungsi posyandu. Bagi Masyarakat khususnya ibu Balita yaitu: Aktif melakukan pemantauan status gizi setiap bulan, Masyarakat bersifat terbuka dan dapat bekerjasama untuk menerima informasi dan ilmu pengetahuan untuk terciptanya pola pengasuhan anak yang baik dan Menerapkan pola asuh yang benar untuk meningkatkan status gizi Balita. Bagi Peneliti selanjutnya yaitu: Menambah Variabel penelitian tentang sanitasi dan kebersihan lingkungan, Menambahkan variabel penelitian tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan Menambahkan variabel penelitian tentang Budaya masyarakat sekitar yang berkaitan dengan pantangan, tahayul dan tabu terhadap makanan. | en_US |