dc.description.abstract | Kehidupan di abad ke 21 saat ini menuntut seseorang untuk mampu
menguasai berbagai kemampuan. Dengan adanya pendidikan yang diberikan,
diharapkan mampu mempersiapkan siswa untuk menguasai kemampuan tersebut
dan menjadi pribadi yang mampu menyelesaikan masalah yang datang baik dalam
kehidupan, lingkungan sekitar, diri sendiri dan khususnya dalam lingkungan
sekolah. Salah satu kemampuan yang sedang hangat diperbincangkan dalam dunia
pendidikan yaitu kemampuan berpikir tingkat tinggi. Namun dalam praktiknya,
pendidikan formal masih cenderung melatih siswa untuk sekedar menghafal fakta,
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah-masalah yang
menuntut pemikiran dan penyelesaian masalah secara kreatif. Ketidakmampuan
siswa untuk memahami konsep pembelajaran sains yang abstrak dengan metode
pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru merupakan salah satu ciri
pembelajaran umum yang sering dilaksanakan sekolah. Untuk dapat meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa, dapat dilakukan dengan
memberikan model pembelajaran yang tepat, yaitu model pembelajaran inkuiri
terbimbing. Model pembelajaran inkuiri terbimbing dirasa tepat jika digunakan
dalam pembelajaran fisika, karena siswa lebih mendominasi dan lebih aktif dalam
proses belajar dan pembelajaran, dan akhirnya siswa mampu menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang jauh lebih kompleks di dalam kehidupan. Tujuan
yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
dalam pembelajaran fisika di SMA.
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain
penelitian pretest posttest control group yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Arjasa
dengan populasi kelas XI IPA pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. Sampel
pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling
area. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa model pembelajaran
inkuiri terbimbing, sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan berupa
model pembelajaran inkuiri terbimbing, melainkan hanya dengan menggunakan
model pembelajaran yang biasa digunakan guru di sekolah tersebut untuk mengajar.
Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis menggunakan aplikasi SPSS 23
untuk dapat mengetahui ada tidaknya pengaruh dari perlakuan yang telah diberikan
terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Materi yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah fluida statis.
Data hasil penelitian yang telah dianalisis menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan menggunakan
uji Independent Sample T-test didapatkan besarnya nilai Sig. pada tabel Levene’s
Test for Equality of Variances sebesar 0,060. Hal ini menunjukkan bahwa data yang
didapatkan homogen. Kemudian pada tabel t-test for Equality of Means didapatkan
nilai sig 2 tailed sebesar 0,000 (karena data homogen maka acuan data melihat equal
variances assumed) hal ini berarti nilai signifikansi hasil analisis data kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa lebih besar dari 0,05 (0,060 > 0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Maka terdapat perbedaan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa dalam pembelajaran fisika di SMA. | en_US |