dc.description.abstract | Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dimana tubuh tidak mampu memproduksi insulin dan menggunakan insulin dengan maksimal sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan glukosa darah dalam tubuh. Penatalaksanaan DM yang memerlukan waktu perawatan yang cukup lama bahkan seumur hidup dapat berdampak pada fisik dan psikologis pasien DM. Dampak psikologis ini timbul akibat adanya beban dan kekhawatiran terhadap penyakit DM yang diderita, kondisi ini disebut dengan diabetes distress. Salah satu cara untuk mengelola diabetes distress yaitu dengan cara mencari dukungan sosial. Dukungan sosial dapat diperoleh dari dalam dan luar keluarga. Dukungan sosial dari dalam keluarga dapat diperoleh dari pasangan (suami/istri), anak kandung, dan saudara kandung.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dukungan pasangan dengan diabetes distress pada pasien DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan cara Cluster Random Sampling. Sampel yang diperoleh sebanyak 76 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dukungan pasangan untuk mengukur dukungan pasangan dan Diabetes Distress Scale (DDS) untuk mengukur diabetes distress. Analisa data menggunakan uji statistik Correlation Pearson dengan tingkat signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan pasangan pada pasien DM tipe 2 memiliki nilai rata-rata 3,18 dengan nilai minimal 1,3 dan nilai maksimal 4,0. Indikator nilai rata-rata tertinggi adalah indikator dukungan emosional dengan nilai 3,30 dan indikator dengan nilai rata-rata terendah adalah indikator dukungan instrumental dengan nilai 3,06. Nilai rata-rata untuk diabetes distress adalah 1,56 dengan nilai minimal 1,0 dan nilai maksimal 2,9. Nilai rerata indikator tertinggi yaitu indikator beban emosi sebesar 2,00 dan nilai rerata terendah indikator diabetes distress yaitu indikator distress interpersonal dengan nilai rerata sebesar 1,03. Hasil uji statistik menggunakan Correlation Pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang siginifikan antara dukungan pasangan dengan diabetes distress pada pasien DM Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember dengan nilai p value sebesar 0,687.
Dukungan pasangan yang diperoleh pasien DM dari pasangannya baik suami atau istri merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan adanya kejadian diabetes distress pada pasien DM. Peningkatan distress pada pasien DM dikaitkan dengan dukungan yang diterima dari pasangannya. Dukungan yang diperoleh pasien DM dapat meningkatkan motivasi dalam melakukan kegiatan manajemen diri karena merasa bahwasanya mereka tidak sendirian sehingga meningkatkan keyakinan diri atas kemampuannya dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan DM baik manajemen diri maupun manajemen diabetes. Dukungan yang diberikan oleh pasangan dapat menimbulkan perasaan nyaman dan aman pada pasien sehingga kondisi tersebut dapat mencegah terjadinya stres pada pasien DM tipe 2.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan pasangan dengan diabetes distress pada pasien DM Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember, hal ini disebabkan oleh pertama, lama menderita DM pada pasien DM Tipe 2 rata-rata 7,34 tahun dimana semakin lama maka pasien DM semakin mampu memahami kondisinya dari segi fisik, psikologis, lingkungan serta hubungan sosial. Kedua faktor kognitif, hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan. Rata-rata tingkat pendidikan pasien DM Tipe 2 adalah perguruan tinggi sehingga pasien DM tipe 2 cenderung mampu berfikir tenang dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan manajemen DM sehingga dapat mencegah timbulnya stres. Ketiga kepribadian, pasien DM Tipe 2 berkepribadian terbuka dan berfikiran positif sehingga menjadikan masalah sebagai pemacu semangat untuk menyelesaikan masalah. Keempat faktor ekonomi berkaitan dengan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan pendapatan. Tingkat pendidikan yang rata-rata perguruan tinggi memiliki status ekonomi tinggi sehingga mampu mengakses ke pelayanan kesehatan dan memiliki asuransi kesehatan,hal ini bisa mengurangi beban dan tingkat stres pada pasien DM tipe 2. Tenaga kesehatan khususnya bagi perawat diharapkan dapat mengkaji dukungan pasangan pada pasien DM tipe 2 dengan tujuan untuk mencegah diabetes distress terutama bagi pasien yang baru terdiagnosis DM Tipe 2 sehingga manajemen atau pengelolaan penyakit menjadi lebih optimal. | en_US |