Eksistensi Budaya Ter-Ater di Desa Pakisan sebagai Sumber Belajar Kelas IV Tema Indahnya Kebersamaan di SDN Pakisan 01 Bondowoso
Abstract
Budaya ter-ater merupakan tradisi membagikan makanan kepada saudara
dan tetangga terdekat. Tradisi ini dilakukan untuk memperingati bulan Suro,
bulan Sapar slametan, hajatan dan hari keagamaan.
Budaya ter-ater ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar
melalui proses pembelajaran tematik yaitu tema indahnya kebersamaan di kelas
IV di SDN Pakisan 01 dimana sekolah dasar ini berada di lingkungan budaya
masyarakat yang menerapkan budaya ter-ater sehingga sumber belajarnya dapat
digali dari budaya lokal masyarakatnya itu sendiri. Penerapan tersebut sangat
penting karena berkaitan dengan permasalahan sumber belajar di SDN Pakisan
01, yaitu terbatasnya sumber belajar peserta didik yang masih terpaku pada buku
tematik siswa saja.
Rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut: (1) Apa yang
dimaksud budaya ter-ater di Desa Pakisan; dan (2) Bagaimana pemanfaatan
budaya ter-ater sebagai sumber belajar tema indahnya kebersamaan kelas IV di
SDN Pakisan 01 Bondowoso. Adapun tujuan penelitian ini yaitu; (1) Untuk
mengetahui budaya Ter-Ater di Desa Pakisan; dan (2) Untuk mendeskripsikan
pemanfaatan budaya ter-ater sebagai sumber belajar tema indahnya kebersamaan
kelas IV di SDN Pakisan 01 Bondowoso.
Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Jenis
penelitian menggunakan penelitian naratif. Data dalam penelitian ini didapatkan
melalui hasil wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Informan dalam
penelitian ini adalah masyarakat asli Desa Pakisan. Teknik analisis data penelitian
ini terbagi menjadi 4 tahapan yaitu analisis domain, taksonomi, komponensial dan
tema kultural.
Hasil penelitian menunjukkan proses munculnya budaya ter-ater
diakibatkan adanya migrasi penduduk Madura ke daerah Pakisan. waktu
pelaksanaan budaya ter-ater yaitu setelah acara selamatan, hajatan dan hari
keagamaan (asyuroan dan safaran) selesai. Barang hantaran budaya ter-ater yaitu
perpaduan antara makanan dan kue yang dibedakan berdasarkan makanan yang
wajib ada dalam acara selamatan dan hajatan. Wadah barang hantaran budaya terater berupa tenong (rantang) biasanya ter-ater hari raya idul adha dan idul fitri
selain itu menggunakan talam atau lengser untu ter-ater hajatan, selamatan
asyuroan dan safaran. Pelaku ter-ater orang atau keluarga yang mampu untuk
melakukannya tetapi walaupun keluarga pas-pasan tetap mengusahakan
mengadakan karena merasa kurang lengkap jika tidak ada budaya ter-ater tersebut
setelah acara berakhir Penerima ter-ater yaitu sanak saudara, tetangga dekat, dan
orang yang dihormati (guru, kyai, sesepuh) dan anak-anak. Nilai-nilai budaya terater yaitu kerukunan, kebersamaan, saling berbagi, bersyukur dan bersedekah.
Budaya ter-ater ini dimanfaatkan sebagai sumber belajar berbasis lingkungan di
sekolah dasar (SD) yang dijadikan dalam bentuk materi pembelajaran siswa
kelas IV sekolah dasar (SD) tema 1 indahnya kebersamaan pada subtema 1
keberagaman budaya bangsaku pada pembelajaran 1.
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil dan pembahasan, budaya
ter-ater di Desa Pakisan merupakan budaya membagikan makanan kepada kepada
sanak saudara, tetangga terdekat dan orang yang dihormati, budaya ini
dilaksanakan saat hajatan, selamatan, dan hari keagamaan. Budaya ter-ater dapat
dimanfaatkan sebagai materi pembelajaran tema 1 indahnya kebersamaan subtema
1 keberagaman budaya bangsaku pada pembelajaran 1 yaitu dengan mengenalkan
budaya daerah di lingkungan siswa dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya
yang terkandung dalam budaya ter-ater yaitu nilai kerukunan, nilai kebersamaan,
nilai saling berbagi, nilai bersyukur dan nilai bersedekah. Saran yang dapat
diberikan masyarakat Desa Pakisan tetap melestarikan hingga generasi-generasi
berikutnya dan budaya ter-ater sebagai referensi untuk dimasukkan budaya terater sebagai materi di sekolah.