Ekspresi Interleukin 10 (Il-10) Setelah Pemberian Natrium Fluorida (Naf) Pada Kekuatan Mekanik Ortodonti
Abstract
Perawatan ortodonti bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi geligi dan hubungan rahang yang tidak normal sehingga tercapai oklusi, fungsi yang normal, dan estetik wajah yang baik. Perawatan ini berdasarkan prinsi jika suatu kekuatan mekanik diberikan pada gigi dengan jangka waktu tertentu, akan terjadi pergerakan gigi karena ligament periodontal dan tulang di sekeliling gigi mengalami perubahan struktur tulang (remodeling). Pasca pasien melewati perawatan ortodonti dan fase retensi, ditemukan adanya potensi relaps. Relaps sendiri adalah keadaan gigi kembali ke posisi awal maloklusi setelah dilakukan perawatan ortodonti. Kondisi ini tidak selalu terjadi namun perlu menjadi perhatian dokter gigi sebagai ukuran keberhasilan perawatan ortodonti jangka panjang. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu upaya untuk menurunkan angka kejadian relaps yaitu dengan menggunakan Natrium Fluorida (NaF). Natrium Fluorida (NaF) adalah ion anorganik yang memiliki efek merangsang pembentukan tulang secara in vivo dan in vitro. Pada sel osteoblas NaF menyebabkan terjadinya proses proliferasi, diferensiasi, dan memodulasi aktivitas growth factor. Pada osteoklas, NaF menurunkan pembentukan osteoklas melalui reduksi receptor activator of nuclear factor kB ligand (RANKL). Salah satu sitokin yang terlibat dalam menghambat pembentukan osteoklas dan sebagai sitokin anti inflamasi adalah Interleukin 10 (IL-10). IL-10 menghambat pembentukan osteoklas secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung IL10 menghambat pembentukan osteoklas dengan menurunkan ekspresi nuclear factor of activated T cells (NFATc1). Secara tidak langsung IL-10 menghambat pembentukan osteoklas dengan cara meningkatkan ekspresi Osteoprogeterin (OPG) dan menurunkan RANKL serta menurunkan ekspresi sitokin proinflamasi seperti TNF-α, IL-1, dan IL 6 serta Macrophage-colony stimulating hormone (M-CSF). Tujuan dari penelitian in adalah mengetahui efek pemberian NaF terhadap ekspresi IL-10 pada kekuatan mekanik ortodonti. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan Randomized Post Test only Control Group. Penelitian ini dilakukan pada 16 tikus Wistar jantan yang terbagi atas empat kelompok (dua kelompok kontrol dan dua kelompok perlakuan). Kelompok kontrol terdiri dari kelompok kontrol negatif 7 hari dan kelompok kontrol negatif 14 hari tanpa diberi Natrium Fluorida. Kelompok perlakuan terdiri dari kelompok 7 hari dan kelompok 14 hari yang diberi perlakuan Natrium Fluorida (NaF). Pada kelompok perlakuan diberikan gel NaF dengan dosis 11,34 ppm. Diaplikasikan secara topikal ke dalam sulkus gingiva tikus Wistar jantan. Hasil penelitina menunjukkan bahwa jumlah rata-rata ekspresi IL-10 setelah pemberian NaF (Kelompok perlakuan 7 dan 14 hari) lebih tinggi daripada kelompok kontrol negatif 7 hari dan 14 hari. Ekpresi IL-10 kemudian dianalisis pada uji normalitas dan uji homogenitas didapatkan hasil bahwa data terdistribusi normal dan homogeny. Selanjutnya dilakukan analisis statistik menggunakan uji statistik parametric One Way Anova dimana hasilnya tidak terdapat perbedaan signifikan ekspresi IL-10 dari tiap kelompok penelitian. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian gel Natrium Fluorida (NaF) dengan dosis 11,34 ppm yang diaplikasikan pada sulkus gingiva tikus Wistar jantan secara topikal mampu meningkatkan ekspresi IL-10 pada sel osteoklas setelah pemberian kekuatan mekanik ortodonti.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]