Ekstraksi Astaxanthin Dari Limbah Udang Putih Secara Autolisis Pada Berbagai PH Asam
Abstract
Udang merupakan komoditas ekspor non migas dengan nilai ekonomis yang tinggi. Potensi ekspor udang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Udang yang diekspor biasanya dalam bentuk udang bersih kupas tanpa kepala, kulit, dan ekornya. Meningkatnya volume ekspor udang, mengakibatkan limbah udang di Indonesia semakin banyak yang terbuang. Limbah kulit, ekor dan kepala udang yang ada di Indonesia selama ini kurang dimanfaatkan dengan baik. Pemanfaatan limbah udang hanya sebatas untuk campuran pakan ternak dan sebagai produk olahan kitosan. Limbah udang mengandung natural pigment atau senyawa berwarna yang bernama astaxanthin. Senyawa ini memilikimanfaat yang banyak bagi manusia, seperti sumber antioksidan yang dapat dimanfaatkan sebagai produk kosmetik dan berguna dalam bidang kesehatan. Metode yang digunakan untuk mengekstrak astaxanthin pada limbah udang ini adalah autolisis. Metode ini merupakan metode hidrolisis enzimatis namun, menggunakan enzim yang terdapat pada udang itu sendiri. Enzim yang digunakan adalah enzim protease. Enzim ini berguna untuk memecah ikatan peptida pada protein udang menjadi peptida-peptida pendek. Sehingga, ikatan fisik antara protein dan astaxanthin dapat dengan mudah dipisahkan dari matriksnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi pH asam dan waktu inkubasi pada proses hidrolisis enzimatis (autolisis) limbah udang terhadap persentase astaxanthin yang dihasilkan. Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi tentang pengolahan dan pemanfaatan udang seagai sumber astaxanthin sehingga mampu meningkatkan nilai komoditi limbah udang. Selain itu, diharapkan penelitian ini mampu memberikan pengetahuan tentang variasi pH asam dan waktu inkubasi terhadap persentase astaxanthin yang didapatkan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Limbah udang yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 1 kg yang di dapatkan dari perusahaan ekspor udang Istana Cipta Sembada (ICS) di Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. Penelitian yang dilakukan meliputi proses preparasi sampel limbah udang, proses inkubasi menggunakan enzim pada udang itu sendiri (autolisis), ekstraksi hasil autolisis menggunakan diklorometana dan uji kualitatif serta kuantitaitf astaxanthin. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah pH dan waktu inkubasi memberikan pengaruh terhadap persentase astaxanthin yang terekstrak. Persentase astaxanthin yang terekstrak memiliki nilai yang berbeda disetiap kondisi. Hasil persentase astaxanthtin tertinggi dilakukan pada pH 2 dan waktu inkuasi 48 jam yaitu 0,005702%.. Proses degradasi protein pada penelitian ini terjadi karena adanya aktivitas dari enzim pepsin yang bekerja optimal pada pH 2, yaitu pH paling asam pada penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah persentase astaxanthin yang terekstrak dipengaruhi oleh pH dan waktu inkubasi. Nilai pH yang menghasilkan persentase astaxanthin tertinggi adalah pH 2