Keterampilan Berpikir Kritis dan Minat Belajar Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Berbantuan Virtual Laboratory di SMAN 4 Jember
Abstract
Indonesia memerlukan pelajar yang memiliki kemampuan berpikir kritis ,
kreatif, dan berjiwa ilmiah dalam bidang tertentu. Meningkatkan keterampilan
berpikir kritis siwa sangat perlu karena berpengaruh terhadap kemampuannya
memecahkan masalah dan mencari jalan keluar untuk menyelesaikannya.
Pembelajaran fisika di SMA dan MA dimaksudkan sebagai sarana peserta didik
dalam menguasai pengetahuan, konsep, dan prinsip fisika, memiliki kecakapan
ilmiah, dan keterampilan berpikir kritis. Salah satu upaya yang dapat upaya yang
dapat dilakukan dalam melatihkan keterampilan berpikir kritis terhadap siswa
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran guided inquiry karena
merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa. Implementasi model
pembelajaran guided inquiry dapat dikembangkan dengan cara memadukan
dengan media pembelajaran yang menarik yang sesuai dengan perkembangan
tekhnologi masa kini guna menunjang minat belajar siswa agar meningkat salah
satunya dengan virtual laboratory karena berpusat pada siswa. Maka dari itu,
untuk melatihkan keterampilan berpikir kritis perlu adanya model pembelajaran
yang cocok dan sesuai. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan
kemampuan berpikir kritis dan minat belajar siswa melalui model pembelajaran
guided inquiry berbantuan virtual laboratory.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi. Tempat penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling area. Penelitian dilaksanakan di SMA
Negeri 4 Jember dengan subyek penelitian adalah kelas X MIPA 2. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi, tes, dan wawancara.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pembelajaran dengan model
pembelajaran guided inquiry berbantuan virtual laboratory dan memberikan tes
kepada siswa. Data yang telah didapat dinilai sesuai kriteria penskoran yang telah
ditetapkan. Untuk menentukan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa
menggunakan persentase kemampuan berpikir kritis kemudian nilai persentase
tersebut dikategorikan berdasarkan kategori yang ada.
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat keterampilan
berpikir kritis siswa secara berurutan dari tertinggi ke terendah yaitu indikator
basic support memiliki nilai paling tinggi sebesar 80,48 dengan kategori sangat
baik, indikator strategy and tactics sebesar 74,76 dengan ketegori baik. Indikator
inference sebesar 73,33 dengan kategori baik. Indikator advance clarification
sebesar 72,86 dengan kategori baik. Nilai paling rendah yaitu pada indikator
elementary clarification sebesar 71,43 dengan kategori baik. Sehingga rata-rata
nilai keseluruhan siswa pada ke lima indikator sebesar 74,57 dengan kategori
baik. Sedangkan hasil analisis nilai rata-rata minat belajar siswa tiap indikator
secara berurutan dari tertinggi ke terendah yaitu indikator ketertarikan belajar
sebesar 90 dengan kategori sangat tinggi, indikator perhatian sebesar 83,33
dengan kategori tinggi, indikator motivasi sebesar 73,33 dengan kategori tinggi,
dan nilai terendah yaitu indikator pengetahuan sebesar 66,67 dengan kategori
cukup. Sehingga rata-rata nilai keseluruhan siswa pada ke empat indikator sebesar
78,33 dengan kategori minat belajar siswa tinggi.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka didapatkan
kesimpulan dalam penelitian ini adalah: 1) keterampilan berpikir kritis siswa
SMAN 4 Jember setelah penerapan model pembelajaran guided inquiry
berbantuan virtual laboratorium adalah baik. 2) minat belajar siswa SMAN 4
Jember setelah diberikan penerapan model guided inquiry berbantuan virtual
laboratory adalah dalam kategori tinggi.