Hubungan Kadar Kolinesterase Terhadap Status Kognitif pada Petani di Desa Pakis, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember
Abstract
Ketidakseimbangan kadar asetilkolinesterase (AChE) merupakan salah
satu indikator yang dapat ditemukan pada orang yang mengalami keracunan
ataupun paparan pestisida. Menurut Sentral Informasi Keracunan Nasional
(Sikernas) sejak tahun 2016 sampai saat ini tercatat 771 kasus keracunan yang
terjadi akibat pestisida yang terus meningkat (Okta, 2019). Kadar AChE yang
menurun dapat terjadi akibat penggunaan pestisida dalam jangka waktu lama dan
sifat neurotoksin zat pada pestisida yang dapat dilihat salah satunya pada
gangguan kognitif. Pada umumnya gangguan kognitif merupakan gangguan yang
sering terjadi seiring peningkatan usia dan menyebabkan kemampuan fungsi otak
menurun yang ditandai dengan timbulnya gangguan berpikir, kalkulasi,
komunikasi verbal, ingatan visual, dan konsentrasi maupun akibat zat kimia
seperti pestisida yang bersifat neurotoksin secara perlahan akan menimbulkan
gangguan hingga kerusakan pada sistem saraf pusat.
Pestisida bekerja dengan menghambat enzim AChE melalui proses
fosforilasi bagian ester anion setelah masuk dalam tubuh yang akan mengikat
enzim AChE sehingga AChE menjadi inaktif. Pekerja yang bekerja dalam rentan
waktu yang lama dengan pestisida akan mengalami keracunan menahun sehingga
semakin lama bekerja maka akan makin bertambah jumlah pestisida yang
terabsorbsi dan mengakibatkan dampak bagi kesehatan petani yang terpapar
maupun lingkunganya. Status kognitif dapat diperiksa dengan menggunakan Mini
Mental State Examination (MMSE) yang merupakan suatu pemeriksaan untuk
menilai fungi kognitif dari seseorang dan dipergunakan secara luas.
Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan menggunakan
desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang
menggunakan pestisida organofosfat di Desa Pakis, Kecamatan Panti, Kabupaten
Jember. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik nonprobability sampling dengan metode purposive sampling. Teknik
penyambilan data dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan kadar kolinesterase
darah dan pemeriksaan kuisioner MMSE. Analisis data yang digunakan yaitu
menggunakan uji korelasi spearman.
Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan antara fungsi
kognitif terhadap kadar kolinesterase pada petani di Desa Pakis, Kecamatan Panti,
Kabupaten Jember dengan sampel yang telah memenuhi syarat inkulusi dan
eksklusi yaitu 30 sampel petani dengan 12 responden (40%) dengan skor
gangguan kognitif dan terdapat 14 subjek penelitian (46,67%) yang mengalami
penurunan kadar kolinesterase. Pada penelitian ini ditemukan distribusi data tidak
normal dan pada uji korelasi spearman menunjukan tidak terdapat hubungan
antara kadar kolinesterase dengan status kognitif yaitu dengan nilai p= 0,7 karena
adanya beberapa faktor internal seperti usia dan gaya hidup serta eksternal seperti
penggunaan APD, lama penyemprotan, arah angin saat penyemprotan yang dapat
mempengaruhi kadar kolinesterase maupun fungsi kognitif sehingga
memungkinkan menimbulkan bias dan tidak signifikan.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]