dc.description.abstract | Pembelajaran dalam kurikulum 2013, guru diharapkan dapat mengaitkan
proses pembelajaran dengan lingkungan, sumber daya alam, dan energi
disekitarnya agar siswa dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Dengan
demikian, diperlukan sumber belajar dan media belajar yang berbeda untuk siswa
yang berada pada lingkungan yang berbeda. Buku yang disediakan pemerintah
dan penerbit tentunya pasti akan bersifat umum dan nasional supaya dapat
digunakan secara nasional. Padahal yang dibutuhkan siswa pada saat ini adalah
yang khusus, detail, nyata dan dekat pada konteks lingkungannya. SMK
Perikanan dan Kelautan Puger berada dalam lingkungan dekat dengan pesisir
pantai. Akan tetapi, guru menggunakan buku paket cetak dan belum adanya
penggunaan bahan ajar yang terintegrasi dengan lingkungan pesisir pantai
sebagai sumber belajar materi suhu dan kalor. Oleh karena itu, perlu dikembangan
modul fisika berwawasan lingkungan pesisir pantai agar memungkinkan siswa
belajar langsung mengamati fenomena yang terkait dalam materi suhu dan kalor.
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan validitas,
efektivitas dan respon siswa terhadap modul fisika pokok bahasan suhu dan kalor
berwawasan lingkungan pesisir pantai di SMK Perikanan dan Kelautan Puger.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D). Model
pengembangan menggunakan model menurut Nieveen yaitu meliputi preliminary
research, prototyping stage, dan assesment stage. Tahap preliminary research
dilakukan studi pendahuluan yaitu melakukan wawancara dan mengkaji
penelitian-penelitian terdahulu untuk menganalisis kebutuhan. Tahap-tahap
prototyping stage dirancang modul fisika berwawasan lingkungan pesisir pantai yang meliputi halaman judul, halaman identitas, prakata, daftar isi, daftar gambar,
petunjuk penggunaan modul, judul bab, tujuan bab atau kompetensi, uraian pokok
bahasan atau materi, bahan diskusi, contoh soal, peta konsep, rangkuman, tes
formatif, latihan, glosarium, kunci jawaban, dan daftar pustaka serta halaman
sampul belakang luar. Modul fisika berwawasan lingkungan pesisir pantai dinilai
kevalidannya oleh dua ahli dalam pendidikan fisika sehingga didapatkan
perhitungan nilai rata-rata validator menujukkan skor 3,38 dengan kriteria sangat
valid. Modul fisika berwawasan lingkungan pesisir pantai juga dinilai
kevalidannya oleh dua pengguna yakni guru mata pelajaran fisika sehingga
didapatkan skor 3,64 dengan kriteria sangat valid.
Tahap assessment stage berupa modul fisika berwawasan lingkungan
pesisir pantai diuji lapangan pada kelas eksperimen, sedangakn pada kelas kontrol
pembelajaran seperti biasa. Proses pembelajaran dilakukan selama dua kali
pertemuan. Hasil belajar siswa pada pembelajaran di kelas eksperimen
memperoleh skor N-gain sebesar 0,43 dengan kriteria sedang sedangkan di kelas
kontrol memperoleh skor N-gain sebesar 0,29 dengan kriteria rendah. Dengan
demikian, modul fisika pokok bahasan suhu dan kalor berwawasan lingkungan
pesisir pantai memiliki kriteria efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
sehingga layak digunakan sebagai bahan ajar pada pokok bahasan suhu dan kalor.
Modul fisika pokok bahasan suhu dan kalor berwawasan lingkungan pesisir pantai
di SMK Perikanan dan Kelautan Puger mendapat respon siswa sebesar 86,11 %
dengan kriteria sangat positif. Dengan demikian, modul yang dikembangkan
dikatakan praktis dan mudah untuk digunakan.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah menghasilkan modul fisika pokok
bahasan suhu dan kalor berwawasan lingkungan pesisir pantai berupa produk
yang valid berdasarkan penilaian ahli dan pengguna, produk yang efektif
didasarkan pada peningkatan hasil belajar siswa, dan produk yang praktis dan
mudah berdasarkan respon positif siswa. | en_US |