Kelayakan Puzzle Sebagai Alat Bantu Guru Dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Siswi Slb-C TPA Kabupaten Jember
Abstract
Anak tunagrahita merupakan anak yang memiliki tingkat kecerdasan sedemikian rendahnya (dibawah normal) sehingga membutuhkan bantuan dalam menjalani aktivitas. Penyandang tunagrahita merupakan kaum yang rentan mendapatkan tindakan kekerasan seksual baik secara fisik, psikis maupun sosial dan ekonomi. Kekerasan seksual terjadi dikarenakan oleh stigma bahwa kaum disabilitas adalah makhluk a-seksual terutama pada disabilitas intelektual. Oleh karena itu, masyarakat melakukan pembatasan terhadap akses akan informasi kesehatan terutama masalah seksual. Selain itu, terdapat beberapa hambatan dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada penyandang tunagrahita dikarenakan keterbatasan tunagrahita memahami materi. Hal tersebut didukung pula oleh minimnya penggunaan media yang dapat menunjang penyampaian materi kepada penyandang tunagrahita. Penggunaan media dirasa penting dikarenakan anak tunagrahita sangat sulit untuk memahami bacaan atau tulisan dan salah satu media yang sering digunakan adalah media puzzle. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelayakan puzzle sebagai alat bantu guru dalam upaya pencegahan kekerasan seksual pada siswi SLB-C TPA Kabupaten Jember.
Metode penelitian ini adalah penelitian research and development dengan pendekatan kualitatif. Informan utama dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari ahli media, ahli psikolog, serta guru SLB-C TPA Jember serta informan tambahan yaitu kepala sekolah SLB-C TPA Kab Jember. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada informan utama dan tambahan. Studi dokumentasi serta observasi juga dilakukan dengan melihat karakteristik remaja tunagrahita. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah panduan wawancara, lembar observasi, buku catatan kecil, alat perekam suara, smartphone. Teknik penyajian data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk teks naratif berupa uraian dan kutipan-kutipan langsung dan teknik analisis data menggunakan metode content analysis. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber yaitu membandingkan jawaban yang didapatkan dari informan utama dan informan tambahan serta menggunakan triangulasi teknik yaitu membandingkan data yang didapatkan dari wawancara mendalam, studi dokumentasi dan juga observasi. Uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah audit yang dilakukan oleh dosen pembimbing.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hasil analisis audiens, tingkat pengetahuan sebagian besar informan sudah mengetahui namun masih belum mendalami sehingga perlu pendalaman materi kekerasan seksual dan pubertas. Pada aspek sikap, sebagian besar informan menyatakan sepakat bahwa remaja putri tunagrahita mengalami masalah terkait dengan pubertas dan kekerasan seksual. Pada aspek tindakan, cara paling banyak dilakukan oleh informan adalah memberikan pemahaman dan pengarahan kepada siswi SLB. Selain itu, seluruh informan sepakat bahwa penggunaan media puzzle sangat membantu mereka dalam penyampaian materi. Pada aspek kebutuhan akan media puzzle, seluruh informan menyatakan bahwa media puzzle yang dibutuhkan adalah media puzzle yang mengandung pesan pembelajaran tertentu. Hasil analisis desain strategis oleh para ahli yang pertama adalah perancangan tujuan harus sesuai dengan materi yang terkandung di dalam media puzzle. Selanjutnya dalam perancangan pendekatan dan posisioning program pada media puzzle harus merujuk pada tujuan dan isi media dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh remaja putri tunagrahita. Penetapan saluran program yaitu bina diri sudah sesuai untuk digunakan sebagai wadah untuk menyampaikan materi. Penyusunan timeline kegiatan perubahan perilaku yang dihasilkan dengan media puzzle yaitu tiga bulan dengan pemakaian media puzzle secara bergantian dimulai dengan puzzle pengenalan bagian tubuh kemudia pengenalan puberttas
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]