Mitos Tradisi Gredoan Masyarakat Using Macan Putih di Banyuwangi
Abstract
Gredoan dalam masyarakat Macan Putih adalah tradisi sebagai ajang untuk mencari jodoh yang dilaksanakan setiap setahun sekali bersamaan dengan acara Maulid Nabi Muhammad SAW. Wujud mitos tradisi gredoan berupa cerita pengetahuan tentang perjodohan yang ada di desa Macan Putih yang disebarluaskan melalui tuturan lisan. Dalam tradisi gredoan, dibalik wujud mitos yang berupa cerita pengetahuan juga terdapat nilai-nilai budaya yang dapat dipelajari dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai yang pertama, yakni untuk menjalin hubungan dengan Tuhan. Kedua, menjalin dan menjaga hubungan dengan sesama manusia. Ketiga, sebagai makhluk sosial keberadaan manusia tidak bisa meniadakan manusia lain. Mitos tradisi gredoan dapat dijadikan sarana penyampaian nasihat, melalui pengetahuan yang ada di dalam tradisi gredoan dapat diambil amanat yang berfungsi sebagai pedoman dalam bertingkah laku yaitu mengatur, mengontrol, dan memberi arah kepada masyarakat dan juga sebagai pedoman kepercayaan. Selain itu wujud mitos yang berupa cerita juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber alternatif materi pembelajaran teks deskripsi jenjang SMP kelas VII. Mitos tradisi gredoan masyarakat Macan Putih perlu diteliti karena: 1) merupakan tradisi perjodohan yang menjadi kebanggan masyarakat Banyuwangi, khususnya desa Macan Putih, 2) di dalam tradisi gredoan terkandung pengetahuan tentang perjodohan yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas, 3) tradisi gredoan merupakan tradisi yang unik dan menarik untuk diteliti karena gredoan dan Maulid Nabi dua peringatan yang berbeda tetapi dilaksanakan dalam satu acara, 4) adanya perubahan tradisi gredoan tradisional ke tradisi gredoan modern atau milenial.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif etnografi. Penelitian tradisi gredoan dilakukan di Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. Sumber data adalah informan yang mengetahui seluk beluk cerita tentang gredoan. Data dari penelitian ialah informan berupa penjelasan, gambar, maupun rekaman dari narasumber. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan atau memverifikasi.
Hasil penelitian mitos tradisi gredoan masyarakat using Macan Putih di Banyuwangi dibagi menjadi empat subbab. Pertama, wujud mitos tradisi gredoan masyarakat using Macan Putih di Banyuwangi. Pada subbab wujud mitos tradisi gredoan masyarakat Using Macan Putih di Banyuwangi ini dipaparkan hasil dan pembahasan yang meliputi: 1) asal-usul gredoan di desa Macan Putih, 2) proses gredoan, dan 3) makna simbol dalam tradisi gredoan. Kedua, nilai-nilai budaya dalam mitos tradsi gredoan masyarakat using Macan Putih di Banyuwangi yang meliputi 1) nilai religiusitas mencakup nilai ketaatan manusia terhadap Tuhan, kepasrahan manusia terhadap kekuasan Tuhan, dan kesyukuran, 2) nilai sosial mencakup nilai musyawarah dan kerukunan antar sesama atau orang lain, dan 3) nilai kepribadian mencakup nilai waspada dan mandiri. Ketiga, fungsi mitos tradisi gredoan masyarakat using Macan Putih di Banyuwangi yang meliputi 1) tradisi gredoan sebagai penyambung tali silaturahmi. 2) tradisi gredoan sebagai sumber rezeki, 3) tradisi gredoan sebagai ajang mencari jodoh, dan 4) tradisi gredoan sebagai sumber hiburan bagi masyarakat. Keempat, pemanfaatan mitos tradisi gredoan masyarakat using Macan Putih di Banyuwangi sebagai alternatif materi pembelajaran teks deskripsi jenjang SMP kelas VII, dan langkah-langkah pembelajaran.
Saran yang dapat diberikan adalah 1) bagi calon guru bahasa dan sastra Indonesia dapat menggunakan cerita mitos tradisi gredoan di desa Macan Putih sebagai salah satu sumber alternatif materi pembelajaran bahasa Indonesia, 2) bagi peneliti selanjutnya, dianjurkan untuk melakukan penelitian ini lebih mendalam dengan mengkaji hal-hal yang belum diteliti pada penelitian ini, dan 3) Bagi masyarakat, hendaknya tetap melestarikan tradisi gredoan ini meskipun tradisi gredoan ini sudah berubah prosenya. Karena ini merupakan salah satu budaya masyarakat Using di Banyuwangi yang harus tetap ada.