Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan terhadap Debit Banjir Sub-sub DAS Keyang-Slahung-Tempuran (KST) Menggunakan Model SWAT (Soil and Water Assessment Tool)
Abstract
Perubahan tata guna lahan mempengaruhi puncak debit banjir pada suatu DAS. Setiap tahunya, Kota Ponorogo dilanda bencana banjir pada saat musim hujan tiba. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap puncak debit banjir di sub-sub DAS KST menggunakan program bantu SWAT (Soil and Water Assessment Tool). Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan tata guna lahan berdampak pada peningkatan puncak debit banjir. Puncak debit banjir tertinggi terjadi pada tanggal 12 maret 2018, dengan luas hutan 29.55 % (tata guna lahan tahun 2015) menghasilkan puncak debit banjir 573.70 m3/s . Pada waktu dan penggunaan data curah hujan yang sama, puncak debit banjir terendah terjadi saat luas hutan 31.07 % (tata guna lahan tahun 1990) yaitu 572.50 m3/s. Berdasarkan kondisi existing tata guna lahan saat ini, masih terjadi banjir sehingga diperlukan skenario pola tata guna lahan. Skenario tiga merupakan pola tata guna lahan yang optimal, dengan luasan hutan 45.40 % menghasilkan puncak debit banjir 569.50 m3/s (siaga normal).
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]